Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Mawar Menyuguhkan Kuncup Bunga

11 November 2017   15:23 Diperbarui: 11 November 2017   15:36 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai kelanjutan dari artikel dengan judul Belajar Dari Bunga Mawar, mari kita simak ulang tentang iman kepada hari kemudian atau unsur kedua sisi iman atau percaya. Diharapkan dengan iman kepada hari kemudian dan meyakini bahwa disanalah kita akan menerima reward dan punishment atas perbuatan kita, dapat digunakan sebagai peringatan kita dalam melakoni hidup dan kehidupan diatas dunia ini. Selanjutnya mari kita kaji bersama unsur ketigasisi iman, yaitu iman atau percaya kepada Malaikat. 

Surat Ath Thaariq ayat 4: tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya. Surat Ar Ra'd ayat 11: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Surat Qaaf ayat 21: Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.Surat Al An,aam ayat 61; Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat - malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat - malaikat Kami, dan malaikat - malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.

Kasat mata, kita memang tampak sendirian; Tetapi sejatinya kita selalu bersama malaikat-malaikat atau yang oleh masyarakat Jawa dikiaskan sebagai saudara - saudara gaib, yang diutus menyertai kemanapun kita pergi dan beraktivitas, sebagaimana difirmankan dalam ayat-ayat tersebut sebelumnya. Sudah barang tentu, bagi orang - orang yang meyakini dan yang lebih-lebih sudah mengenal akan saudara-saudara gaibnya. Kita harus yakin, kalau memang benar-benar beriman kepada malaikat-malaikat atau unsur ketiga sisi iman atau percaya; Yang selalu menjaga, mengantar dan mengiringi kemanapun kita pergi, agar tidak terperangkap kedalam gemerlapnya dunia inderawi. Demikian pula agar saat Sang Suci atau Gaib kita kembali kesisi Yang Maha Suci pada saatnya nanti, insya-Allah akan selalu dijaga, diantar dan diiringinya sehingga tidak keliru jalan atau tersesat. Selanjutnya Malaikat atau Saudara gaibini, kita posisikan sebagai penjaga, pengantar dan pengiring kita atas izin Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Betapa Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Allah kepada kita, demi memelihara manusia tetap pada jati dirinya; Allah juga membekali manusia dengan pedoman hidup, berupa Al Qur'an sebagai ayat yang tertulis dan ayat yang tidak tertulis berupa jagad raya seisinya termasuk diri manusia, dan ini merupakan unsur keempat sisi iman atau percaya. Al Qur'an disampaikan dalam bahasa Arab, karena yang menerima wahyu Al Qur'an adalah Nabi Muhammad, yang nota bene beliau adalah orang Arab. 

Jadi, agar Al Qur'an atau perintah dan petunjuk Allah dapat dipahami oleh kaum Arab, sudah barang tentu harus disampaikan dalam bahasa Arab. Layaknya firman Allah dalam surat Yusuf ayat 2: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Demikian juga surat Az Zukhruf  ayat 3 : Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).

Sedangkan kita yang diciptakan Allah sebagai orang Indonesia, tentunya akan lebih dapat memahami perintah dan petunjuk-Nya, bila menggunakan bahasa Indonesia. Kemudian dikaji makna bathiniyahnya melalui roso pangroso, agar dapat menemukan makna hakikinya dan yang selanjutnya kita wujud-nyatakan kedalam tingkah laku, perbuatan dan tutur kata kita sehari-hari. Karena Al Qur'an bukanlah syair, jadi tidak tepat bila hanya dibaca, dihafalkan dan dilagukan belaka. Surat Yaasiin ayat 69 : Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya ( Muhammad ) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur'an  itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. 

Dengan memahami makna yang terkandung didalamnya, mudah-mudahan kita akan memiliki kebenaran hakiki, dan yang selanjutnya kita posisikan sebagai pedoman hidup. Sehingga setiap pendapat dari seseorang apapun predikat dan sebutannya, akan selalu diujikan terhadap kitab suci yang diimani sebelum diikuti, mestinya. Alhasil kita akan menjadi manusia yang memiliki karakter kuat dalam bertindak,dan tidak akan terperangkap menjadi manusia pengekor belaka. Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya, yang telah menciptakan manusia sebagai mahluk paling sempurna diantara mahluk-mahluk ciptaan-Nya, dan yang selalu konsisten menjaga dan memelihara kesuciannya.

Sebagai penganut agama, apapun agamanya wajib mempercayai Nabi - Nabi, sejak Nabi Adam As. sampai dengan Nabi Muhammad SAW. dan inilah unsur kelima sisi iman. Karena pada hakekatnya Nabi adalah orang -- orang terpilih, yang diutus untuk menyampaikan perintah dan petunjuk Allah sekaligus pemberi peringatan, sesuai dengan zamannya. Jadi hendaklah kita tidak hanya percaya kepada Nabi sesuai agama yang kita anut saja, tetapi kitapun wajib percaya akan kebenaran Nabi yang dianut oleh orang yang berbeda agama.

Karena tidak menutup kemungkinan, untuk Nabi yang sama tetapi dengan sebutan atau nama yang berbeda. Silahkan saja, karena memang itu sebutan atau nama yang berlaku dalam agama tersebut. Mari kita sadari, dan janganlah aturan dari satu agama, digunakan untuk menilai dan atau lebih -- lebih untuk menyalahkan agama yang dianut orang lain. Sudah barang tentu tidak akan sama, bila ditilik dari sisi sareat atausisi lahiriyah. Toh kita sudah akrab dengan kata -- kata, "lakum dinukum waliadin".

Sebagai penganut Islam, sudah barang tentu Nabi Muhammad SAW. yang diposisikan sebagai figur yang harus diteladani. Lalu apa yang harus diteladani dari Kanjeng Nabi? Tidak lain adalah akhlak mulia dan budi pekerti luhur beliau, yang ditunjukkan sebagai  perwujudan perintah dan petunjuk Allah dalam kesehariannya, agar dicontoh oleh umat pengikutnya. Bukan harus meniru kondisi pisik beliau, cara berpakaian beliau, adat istiadat dan budaya beliau. Mengapa? Karena Allah memang menghendaki agar manusia terdiri dari berbagai bangsa dan suku bangsa, agar saling kenal mengenal. Dengan demikian setiap bangsa dan suku bangsa, pasti mempunyai ciri- ciri pisik yang berbeda, bahasa yang berbeda, budaya yang berbeda, adat istiadat yang berbeda, warna kulit yang berbeda. 

Jadi seharusnya kita bersyukur telah diciptakan sebagai bangsa Indonesia apapun suku bangsanya, dengan kondisi pisik dan adat istiadat kita sekarang ini. Dan bukan malah merasa bangga dengan meniru-niru adat istiadat orang lain, kalau kita tidak ingin digolongkan ke dalam golongan orang yang tidak pandai bersyukur. Surat Al Hujuraat ayat 13:  Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguh nya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun