Mohon tunggu...
Muh. Ruslim Akbar
Muh. Ruslim Akbar Mohon Tunggu... Akuntan - Instagram @muhruslimakbar

Part time writer

Selanjutnya

Tutup

Bola

Timnas Maroko: Dari Soekarno Hingga Dukungan bagi Palestina

9 Desember 2022   00:10 Diperbarui: 9 Desember 2022   06:22 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: kompas.com

Penulis: Muh. Ruslim Akbar

Piala Dunia tahun 2022 yang diselenggarakan kali pertama pada musim dingin ini menjadi perhatian di seluruh dunia. Berbagai kejutan telah terjadi sejak awal penyisihan grup. Qatar, yang merupakan Negara peserta tuan rumah sejatinya telah menghabiskan dana lebih dari 3.000 triliun rupiah dalam menyelenggarakan turnamen empat tahun sekali ini, juga belum mampu melangkah lebih jauh lagi, bahkan mencatatkan dirinya sebagai tim tuan rumah pertama yang kalah dalam laga pembuka. Negara-negara seperti Jerman, Uruguay, Belgia dan Spanyol yang diprediksi mampu melangkah lebih jauh, nyatanya sulit untuk memenuhi ekspektasi para pendukung mereka.

Kejutan-kejutan berikutnya tidak sampai di situ saja, kemenangan Arab Saudi atas Argentina, Korea Selatan atas Portugal, serta Jepang yang mampu lolos sebagai juara grup di atas Jerman dan Spanyol tidak pernah terprediksi sebelumnya. Bahkan, siapa yang menyangka bahwa Maroko mampu mengalahkan generasi emas Belgia dan menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar. Ya, mungkin inilah negara satu-satunya yang tidak terduga mampu lolos ke babak perempat final menyusul negara-negara besar seperti Argentina, Kroasia, Brazil, Inggris, Prancis, Belanda dan Portugal yang memiliki sederet pemain bintang. Drama-drama di atas bahkan mampu menenggelamkan pembicaraan orang-orang terhadap rivalitas Messi-Ronaldo yang hampir pasti menjadikan piala dunia kali ini sebagai piala dunia terakhir bagi mereka.

Lantas, negara sepakbola seperti Indonesia yang jumlah penduduknya mencapai 276 juta jiwa tentu saja memiliki jagoannya masing-masing pada babak 8 besar tersebut. Saya sendiri lebih menjagokan Maroko untuk dapat lolos hingga ke Final. Walaupun terdengar mustahil namun apapun bisa terjadi dalam sepak bola yang hasilnya dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti kemampuan teknis dan psikologis para pemain.

Bukan tanpa alasan saya memilih menjagokan Maroko yang merupakan negara dari Afrika Utara ini untuk merengkuh trofi pertama mereka di Qatar. Pemain-pemain sekelas Hakim Ziyech, Achraf Hakimi, dan Yassine Bounou diharapkan mampu menampilkan permainan terbaiknya kala berjumpa dengan Ronaldo cs di perempat final nanti. 

Karakter tim yang memiliki determinasi tinggi, taktik yang tidak monoton, serta semangat pantang menyerah, cukup tergambarkan ketika melawan Spanyol yang berlangsung hingga 120 menit yang kemudian berlanjut ke babak adu tendangan penalti.

Selain faktor semangat juang yang ditunjukkan Hakim Ziyech dkk, tim ini juga tidak hanya mewakili negara Afrika saja tetapi juga secara tidak langsung mewakili negara-negara Arab dan Islam. Seperti kita ketahui, Maroko merupakan negara yang menerapkan hukum Islam sebagai dasar sistem hukum mereka. 

Suku bangsa penduduk Maroko mayoritas beretnis Arab-Berber dengan Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi mereka. Bangsa kita sendiri Indonesia sebenarnya punya kedekatan khusus dengan Negara Maroko, sebab presiden Indonesia pertama kita, Ir. Soekarno pernah berkunjung ke Maroko, tepatnya pada tanggal 2 Mei 1960 pasca Kemerdekaan Republik Indonesia.

Para pemain serta seluruh jajaran timnas Maroko juga terlihat begitu gencar menyuarakan kemerdekaan bagi Rakyat Palestina ketika banyak negara-negara lain yang seolah-olah menutup mata atas tindakan kejam yang dilakukan militer Israel. Negara-negara seperti Wales, Jerman, Belgia dan Denmark justru lebih sibuk mengkampanyekan dukungannya terhadap kaum LGBT yang jelas-jelas menyimpang dari fitrah manusia serta ajaran Agama manapun. Apa yang dilakukan oleh timnas Maroko tentu sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia yang mengakui kemerdekaan Palestina serta mengutuk segala tindakan kekejaman yang dilakukan oleh militer Israel.

Berbagai kemenangan sensasional yang diraih Maroko hingga ke babak perempat final tidak membuat para pemain terlihat jumawa. Selebrasi sujud syukur yang dilakukan selepas pertandingan menggambarkan bahwa tim ini terlihat begitu meyakini bahwa apa yang diraihnya tidak terlepas dari kekuatan Tuhan yang maha esa, sebagaimana tulisan arab yang tersemat di Lambang Negara Mereka, yang berarti "If You Glorify God, He Will Glorify You", yang dalam bahasa kita berati "Jika Anda Memuliakan Tuhan, Dia Akan Memuliakan Anda."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun