Setelah para OSIS itu benar-benar meninggalkan ruang aula. Barulah semua unek-unek peserta MOS membludak melalui mulut mereka.
Cipratan makanan pun muncrat kemana-mana.
"Dasar OSIS P.A, antagonis, tolol! Gue sumpahin Lo dapat jodoh jamet yang sama tololnya kayak Lo!" seru salah satu peserta MOS.
"IIIWWW ULALA BABY! Makanan Lo, tuh, muncrat kemana-mana!" Gadis yang sekelompok dengannya berteriak jijik, "Kalau mau ngomong makanannya ditelan dulu. Bersihin!"
Dia nyengir kuda. "Sorry."
"Dari semua anggota OSIS, Gue paling benci dia, sikapnya itu sok BOS banget." Peserta yang lain juga ikut berseru.
Satu persatu unek-unek itu keluar. Semua celaan, ujaran kebencian, dan sumpah serapah mereka lontarkan pada si mata elang yang menyebalkan. Hingga akhirnya semua ucapan itu terkumpul menjadi udara di atas langit ruangan aula.
"Gue setuju sama mereka!" Ucap Arsil pada teman-teman di kelompoknya, "Gue benci OSIS Kuntilanak itu!"
"Gue juga sama. Jantung Gue hampir copot gara-gara dia tadi ngegebrak meja! Sialan banget emang tuh orang!" Sri Indah juga tak kalah semangat.
"Apalagi, Gue." Ujar Indah.
"Andai Bapak Gue Dukun, udah Gue suruh santet itu orang!" Sri Indah bersungut-sungut sambil mengepalkan tangannya.