Mohon tunggu...
gus fik
gus fik Mohon Tunggu... Administrasi - Mastering patience will mastering everything else.

Kursustrading.my.id Belajarfx.my.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penyebab Mereka Melakukan Bom Bunuh Diri

7 Juni 2017   22:29 Diperbarui: 8 Juni 2017   08:07 5471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar kompas.com

Mudahnya virus takfiriini menjangkiti yang di doktrinisasi adalah seperti mudahnya manusia terjangkit dengan virus influenza. Dimana virus tersebut menyerang mereka yang lemah secara stamina. Lemah stamina pemahaman agama mereka. Lemah asupan gizi rohani mereka. 

Maka seperti kita lihat, rata-rata pengikut aliran Wahabi ini adalah para pemuda berusia di kisaran 20 s.d. 25 tahun. Rata-rata mereka adalah para pemuda yang secara agama tidak terdidik dengan benar. Dalam kondisi kesenjangan ekonomi yang sangat rentan dan mengalami frustrasi dalam kehidupan. 

Dalam pencarian jati diri mereka, bertemulah mereka dengan aktivis daripada aliran Wahabi ini. Yang memang bertujuan mencari bibit-bibit baru untuk dijadikan Martir. 

Dari penelitian Wahid Institute, Alissa Wahid Putri Gus Dur, hampir sebagian besar seksi kerohanian Islam, di sekolah-sekolah sudah mulai terinfeksi dengan paham dan aliran radikal ini.

Ilusi negara Islam, adalah salah satu alat paling efektif dalam meracuni pemikiran pemuda-pemuda itu untuk berjuang demi ideologi ini.

Realitas dan kesenjangan sosial yang terjadi di depan mata mereka, menjadi alibi yang sangat kuat, untuk berusaha mengubah tatanan sosial sesuai dengan pemahaman yang mereka terima dari guru ngaji mereka. Yang mereka terima dari murobbi mereka.

Alih-alih berusaha memperbaiki keruhanian mereka, mereka lebih fokus dan sibuk untuk merubah tatanan di luar dirinya.

Mereka lebih sibuk mengkafirkan orang lain yang tidak sepaham dengan mereka.

Jihadun Nafsi sebagai jihad terbesar tidak diprioritaskan dan dipahami dengan benar. Memperbaiki akhlak dan diri sendiri bukan merupakan bagian prioritas dari pengajian mereka.

Mereka sudah merasa cukup alim dan baik. Grojogan doktrin dan ceramah yang begitu bertubi-tubi dan kuat akhirnya benar-benar mematikan fungsi akal dan hati mereka. 

Kondisi seperti inilah yang menyebabkan mereka sangat mudah dikomando. Layaknya kerbau dicucuk hidungnya. Patuh tanpa penolakan. Patuh tanpa berfikir. Aplikasi daripada sami'na wa atha'na yang keblinger.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun