Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Greenpeace Membantai 17 Juta Petani dan Pekerja Indonesia

25 November 2018   11:28 Diperbarui: 25 November 2018   12:02 2743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Viva News dan Pekanbaru Tribunnews

Sejatinya ialah, kita semua cukup peduli pada issu lingkungan hidup. Kita semua berkewajiban untuk menjaga agar bumi ini, sebagai satu-satunya planet milik kita, bisa tetap nyaman dijadikan rumah sekandung hayat di badan. Kita juga tidak ingin kehilangan berbagai satwa yang kini langka dan sudah pula  kita lindungi. 

Ancaman hukuman pidana cukup keras sudah menanti mereka yang terbukti melakukan perusakan fisik dan habitat alami satwa-satwa liar itu. Berbagai usaha pelestarian dan pelepasan liar satwa-satwa tadi juga sudah kita lakukan dengan baik.

Tindakan kampanye hitam Greenpeace terhadap dunia kelapa sawit Indonesia itu tidaklah dapat dibenarkan. Bukan begitu caranya menangani issu lingkungan hidup. Karena cara yang mereka pakai itu : mudharatnya lebih besar dari pada manfaatnya. Aksi mereka juga bukan tidak mungkin ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan konglomerasi pihak asing. Toh kita tidak tahu siapa saja yang ada di belakang mereka.

Karena itu, marilah kita pahami semua ini dengan baik. Ini bukanlah perkara main-main. Janganlah beranggapan karena Anda tidak bersangkutan secara langsung dengan dunia kelapa sawit lalu Anda tidak akan kena dampaknya. 

Sebanyak 17 juta orang yang sengsara itu bisa berbuat apa saja. Hilangnya 314,5 triliun devisa negara dari sektor sawit itu bisa membuat Rupiah makin terpuruk. Karena neraca perdagangan berjalan akan makin besar defisitnya. APBN juga akan makin timpang, karena hilangnya uang pajak hasil bea cukai ekspor CPO dari Indonesia.

Kami, petani sawit Indonesia menyerukan kepada saudara-saudara kami sebangsa dan setanah air, agar membantu kami dalam memperjuangkan nasib kami dan nasib bangsa kita ini. Jika Anda masih menjadi donatur Greenpeace, kami serukan untuk menghentikan donasi Anda. 

Ingatlah, donasi Anda sudah berperan nyata dalam membantu LSM asing Greenpeace beraksi memelaratkan anak bangsa ini. Dan janganlah pernah mendukung aksi mereka yang nota bene juga sangat merugikan para petani kita; mereka itu adalah saudara-saudaramu jua.  Cukup sudah politik Devide et Impera itu. Jangan lagi kita mau dipecah belah oleh pihak asing. Jika ada masalah di dalam negeri, cukup kita saja yang menyelesaikannya.

Buat saudara kami anggota Greenpeace Indonesia, sadarlah! Kembalilah ke jalan yang benar, sesuai isi Pancasila dan Sumpah Pemuda. Janganlah khianati perjuangan para petani kecil ini. Mereka sudah bertarung nyawa bersusah payah untuk sekedar membuka sebidang kebun, demi menyambung hidup dan memastikan masa depan anak-anak mereka. 

Tiba saatnya mereka memanen hasil kebunnya, harganya anjlok parah akibat perbuatan kalian. Mereka kini menangis pilu di dalam gubuk-gubuk sederhana yang mereka bangun nun jauh di tempat terpencil. 

Anak-anak mereka harus berjalan kaki sampai puluhan kilometer demi mencapai sekolahnya. Dan kini mereka tak mampu berjalan lagi. Tubuh mereka lemah. Perut mereka lapar. Kebun kelapa sawit sebagai satu-satunya sumber penghasilan keluarga, kini buahnya sudah tidak lagi berarti.

Wahai anggota Greenpeace Indonesia, cobalah sekali-sekali kalian datang menjenguk peri kehidupan mereka. Perhatikanlah nasib mereka. Janganlah bisanya hanya melakukan aksi yang berakibat menambah nestapa derita mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun