sepasang unggas romantis
tidak bicara apa-apa
soal masa lalu mereka
matahari, malam, bayang-bayang
juga kepedihan, juga kesenyapan
sudah menjadi suara latar
bagi sebuah lagu hingar
yang tak berkesudahan
"biar, biarlah yang pernah mengharu biru itu
menjadi sebentuk album berdebu..."
tutur si betina kelabu
sayap si jantan gemetar, sayap si betina gemetar
mereka lalu berdekapan
"suatu sore nanti aku akan pulang kerja
bercinta denganmu sampai habis malam
berdiskusi dan menulis puisi
mempercakapkan rumput-rumput liar,
memenuhi halaman
sudah itu kutahu tak ada lagi pagi
memberikan janji"
suara si jantan terdengar haru
si betina, sang istri, melepas dekapan
dibongkarnya tumpukan kertas di pojok kamar
"ah, di manakah alamat anak kita?"
desahnya tak berdaya
"tetapi ketahuilah, suamiku
tak sedetik pun kau berhutang
masa lalu kepadaku..."
sepasang unggas romantis itu
tidak bicara apa-apa lagi
mereka tahu
harus segera pergi
selepas sembahyang magrib nanti