Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Drama Pisau

16 Agustus 2020   00:32 Diperbarui: 16 Agustus 2020   00:37 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


sebilah pisau berwarna senja
menghunjamku dengan sebuah keraguan
"kapan kau ikhlaskan perpisahan?"

aku menengadah, langit tampak basah
sepertinya hujan tertahan di sana

"tunggulah, masih kunanti hujan
menghapus jejak persetubuhan kita"

pisau yang kini semburat malam itu
lekat menatapku
"sungguh kau mengecewakanku"

dengan menangis sejadi-jadinya
ia memutus urat leherku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun