Mohon tunggu...
Bangkit DiyanMusthofa
Bangkit DiyanMusthofa Mohon Tunggu... -

"Tulisan hadir untuk menambah sudut pandang, bukan berdebat siapa yang benar dan salah"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Itu Salah!

10 Desember 2018   21:01 Diperbarui: 10 Desember 2018   23:30 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada malam ini ditemani grimis dan mungkin sedikit plafon bocor karena ketimpa tangga, kali ini kita akan membahas sebuah judul yang menarik "Guru itu salah!!!". What?? Mungkin dari kalian akan berpikir judulnya terlalu lebay atau bahkan lancang mengingat di jenjang pendidikan manapun kita diajarkan untuk menghormati semua guru bahkan ada sebuah istilah "Guru itu adalah pahlawan tanpa tanda jasa". Tapi pada kenyataannya saya bukan bermaksud untuk lancang dan ya judul itu bukan sebuah kesalahan ketik, itu murni dari kesadaran 100 persen. Oke kita sekarang kembali ke judulnya “Guru itu salah!!” tapi salahnya apa??

Nah untuk memulai pembahasan ini kita mulai dengan sebuah pengakuan bahwa penulis artikel ini adalah orang yang sering tidak masuk kelas alias bolos (kalau sering bolos ngapain sok-sok nyalahin guru??). Eitsss, seperti layaknya di dalam dunia bisnis, untuk membangun kualitas bisnis yang baik prinsipnya ialah dengarkan keluhan berikan solusi. Nah prinsip itu juga berlaku dalam dunia pendidikan kalau kita mau kualitas pendidikan kita baik, justru harusnya kita bertanya pada orang-orang yang punya banyak masalah dalam dunia pendidikan, baru setelah itu tawarkan solusi. Dari analogi itu berarti saya cocok setidaknya bukan untuk mengkritik tapi sekedar memberikan saran karena saya marupakan duta bolos nasional heheh. Oke sekarang kita langsung saja mencari tahu apa kesalahan guru yang saya maksudkan.

Nah mungkin dari beberapa pembaca artikel ini ada yang berprofesi sebagai guru, sekarang kalau saya beri pertanyaan "Apa sih tujuan guru itu menurut anda?" silahkan jawab dalam hati ya. Mungkin ada yang menjawab untuk mencerdaskan murid, untuk mendidik murid supaya nilainya bagus saat lulus atau wisuda, untuk mengajarkan yang tidak tahu menjadi tahu, dan segala macam jawaban klise lainnya. Apakah itu salah? Nah untuk menambah drama tulisan kita kali ini saya jawab "Ya itu salah!!" hehe, tapi bukan salah mulak yaa, hanya saja perlu sedikit koreksi tepatnya.

Kalau begitu apa sih tujuan guru yang benar?? Menurut pengalaman saya dari seringnya saya bolos dan bengong cari wangsit hehe, tujuan guru ialah "Mendidik siswa agar berperilaku selayaknya manusia". Untuk sebagian orang mungkin kalimat tersebut mengandung diksi yang tidak mudah dipahami maksudnya. Tidak masalah saya akan coba terangkan detailnya. Oke kita ulangi sekali lagi, tujuan guru ialah "Mendidik siswa agar berperilaku selayaknya manusia”. Nah dari kalimat itu kita cari tahu dulu apa itu perilaku selayaknya manusia?? Gampang saja kita nggak perlu terlalu teoritis, kita lihat saja kebiasaan perilaku kita sehari hari seperti bab, tidur sambil ngorok, ngupil, dan lain sebagainya. Tapi ada satu hal yang sering kita lupa yang juga merupakan perilaku manusia. Apa itu?? Perilaku manusia yang antusias terhadap belajar dan terhadap ilmu pengetahuan.

www.freedigitalphotos.net
www.freedigitalphotos.net
Belum percaya?? Kalau begitu kita coba ingat-ingat kembali ketika kita masih bayi dan masih belum bisa berjalan. Seiring dengan bertambahnya usia,  kita mulai belajar berjalan dimulai dengan belajar tengkurap, ngesot, belajar berdiri, dan akhirnya bisa berjalan. Dan ingat poin pentingnya disini, saat melakukan kegiatan belajar berjalan tersebut kita melakukannya dengan antusias dan bahagia. Tidak ada namanya keterpaksaan atau bahkan tidak suka. Bayangkan saja kalau ada seorang bayi yang tidak antusias belajar berjalan mungkin dia akan jadi The Next Suster Ngesot heheh. Contoh kedua ketika kita belajar berbicara. Pada saat bayi kita amat antusias untuk belajar berbicara, bermula dari belajar menyebutkan “ibbuuu, ayaa, pipis, eek” hingga akhirnya kita bisa berbicara seperti sekarang ini. Dan ingat kita belajar dengan antusias dan tidak ada keterpaksaan. Jadi dari contoh itu bisa kita sepakat bahwa perilaku selayaknya manusia selain  bab, tidur, ngiler, juga antusias terhadap belajar dan ilmu pengetahuan.

Nah dari pernyataan di atas sekarang kita bisa tarik makna bahwa tujuan guru yang saya maksudkan ialah “Mendidik manusia agar berperilaku selayaknya manusia yaitu yang antusias terhadap belajar dan ilmu pengetahuan”. Pernyataan ini juga menjawab pertanyaan kita tadi “Guru itu salah, salahnya apa??”. Salahnya tentang mindset tujuan mendidik itu sendiri, bukan sekedar mencerdaskan murid, mendidik murid supaya nilainya bagus, mengajarkan yang tidak tahu menjadi tahu, kalau sesimpel itu gampang saja anda tinggal jadi guru yang killer dan paksa murid didik anda untuk paham materi, berikan sanksi bagi yang nggak paham, saya rasa itu efektif jika memang tujuan anda seperti yang di atas. Mungkin murid-murid anda akan cerdas dan paham materi, tapi yang menjadi masalah apakah murid anda akan bahagia dan antusias saat belajar. Sudah terlalu banyak siswa cerdas tapi mereka sangat benci ketika bel masuk sekolah berbunyi, atau saat liburan akhir selesai mereka merasa akan kembali ke neraka (it’s true story, jangan baper). Mereka pintar, nilai mereka bagus tapi tidak antusias terhadap pembelajaran.

Nah setelah penguraian masalah di atas, akan muncul pertanyaan “Lalu gimana agar mencapai tujuan guru yang mendidik siswa agar antusias terhadap pembelajaran??”. Untuk menjawab pertanyaan ini sebernarnya tidak ada langkah pasti 100 persen benar. Tapi saya hanya akan mencoba mencotohkan salah satunya dari pengalaman pribadi. Pengalaman guru saya yang mungkin saya anggap berhasil memunculkan gairah antusias belajar. Beliau adalah guru biologi saya.  Setiap pembelajaran biologi kami disuruh presentasi ke depan kelas, seperti biasa setelah presentasi ada sesi tanya jawab.  Nah ini poin pentingnya, misalkan kita lagi membahas organ pernafasan, pada saat sesi tanya jawab kita dibebaskan bertanya apa saja yang ingin kita tanyakan, tidak ada intervensi dari guru bahkan pertanyaan ngawur pun nggak masalah yang penting sedikit-sedikit ada sangkut pautannya sama materi organ pernafasan dan juga nggak mengandung unsur sara yaa. Misalkan saja ada pertanyaan “Kenapa saat bersin mata kita merem??” dan jawaban pun gak harus benar misal “Karena kalau tidak merem mata anda akan mencolot”. Setelah mendengar pertanyaan dan jawaban konyol seperti itu pasti semua murid akan tertawa. Mungkin dilihat kasat mata pembelajarannya terkesan keluar konteks dan tidak bermanfaat.  Tapi lihat hasilnya, saya yang semula tidak menyukai biologi menjadi tertarik karena kita bebas mengekspresikan hal-hal yang benar-benar kita tidak tahu,  tidak ada yang namanya takut nanti kalau guru marah dan sebagainya.  Bahkan menjelang seminggu ada pelajaran itu saya sudah membaca paket berulangkali demi mencari pertanyaan yang saya kira tidak mengerti dan mungkin sedikit lucu walaupun jangan keluar dari materi.

Kesimpulannya disini “Jangan berfokus membuat anak didik anda pintar atau paham materi, tapi fokuslah agar anak didik anda suka dengan materi yang disampaikan” cari metode yang anda rasa cocok atau menarik minat anak belajar, tidak perlu sama seperti contoh di atas yaa, yang terpenting anak didik anda happy saat masuk ruangan hehe. Kalau sudah suka atau antusias anda tidak perlu memberikan pr saya jamin anak didik anda akan belajar dengan sendirinya, dan anda tidak perlu marah-marah karena orang yang antusias pasti nilainya bagus (Ini pengalaman beneran loh).

Untuk menyudahi tulisan ini saya mengucapkan rasa hormat kepada seluruh Guru Indonesia, semoga tahun demi tahun kita dapat terus meningkatkan kualitas Pendidikan Indonesia, dan saya mohon maaf jika di dalam tulisan ini terdapat kalimat yang tidak mengenakkan dan sekali lagi ini hanya pendapat pribadi, boleh diterima, atau tidak thankkss.

“Pada fitrahnya manusia antusias terhadap belajar, hanya saja pengalaman dan metode yang tidak sesuai yang menumbuhkan mindset bahwa belajar itu tidak menarik.”

Bangkit Diyan Musthofa

ilustrasi Pribadi
ilustrasi Pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun