Mohon tunggu...
Bang Kemal
Bang Kemal Mohon Tunggu... -

Acuan kerangka awal, pelajaran SD/SMP, berpancasila. Hehe...seorang awam yang mau belajar. Terima kasih Kompasiana, Terima kasih Netter se-Indonesia. Mari berbagi........... dalam rumah yang sehat dan SOLID.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pernyataan Maaf Cut Tari, Sikap Terpuji

8 Juli 2010   17:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:00 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maafku kepada Indonesia

Jam 22.10 WIB (lebih kurang), penulis dikagetkan dengan cuplikan pernyataan maaf Cut Tari, dalam sebuah pernyataan lisan di hadapan wartawan. Cuplikan ini disisipkan dalam acara TV One Live, “Apa Kabar Indonesia”, barusan (8/7/2010). Rilis kamis malam, di kediaman Hotmat Paris, Jakarta. Diawali dengan tangis, tak biasanya berwajah demikian, Cut membuka dengan salam hormat kepada Presiden RI beserta ibu, sejumlah pejabat lain lengkap dengan sebutan ibu (istri) mereka, tokoh agama, sampai kepada seluruh masyarakat Indonesia. Cut yang terbata kata kata dengan tangis, semakin tak mampu menahan lagi deras simbahan air mata, Cut berhenti dalam hitungan detik. Hening sejenak buat penulis, “Cut Tari lanjutkan, kuatkan hatimu, lanjutkan, keraskan tekadmu, jangan berhenti, katakanlah dengan lantang apa yang ingin engkau katakan!”. Cut Tari perlahan melanjutkan permohonan maaf, atas apa yang menjadi berita akhir akhir ini bagi dirinya dan meresahkan masyarakat. Maaf kepada suami dan berterimakasih atas dukungannya selama ini. Ini pembelajaran yang merupakan introspeksi bagi dirinya. Cut memohon dan berharap ada pintu maaf bagi dirinya, kepada seluruh masyarakat Indonesia. Akhir kata, Cut menyerahkan masalah hukum kepada kuasa hukumnya. Mungkin tak selengkap yang digambarkan, penulis rekam di kepala dan langsung ditulis. Bareng dengan kesibukan lain. But, ini sikap yang terpuji, Cut Tari. Ini bukan sekedar acara maaf-maafan, ini lebih ke soal ketulusan dalam pertobatan, bagi siapapun public figure. Ada pertanggungjawaban iman. Tegaklah berdiri dan angkat wajahmu. Ketahuilah, pintu maaf sudah disiapkan bagi orang beriman, jika ada kesungguhan dan ketulusan. Hanya satu yang terlewat, entah oleh penulis (belum dengar) atau tidak dikatakan. Maafmu kepada Allah. Maaf Cut, Presiden kita juga manusia, anda juga manusia, kita semua manusia, penulis juga manusia yang pernah dan sering berdosa. Tapi Allah adalah Allah Yang Maha Mengampuni. Hati manusia bisa berubah ubah, tapi Allah tidak. Maka kepadaNya tempat ampunan sesungguhnya. Dengan keyakinan atas ketulusan pernyataan itu, penulis meyakini, inilah jalan dan petunjuk Tuhan dalam hari hari pergulatan imanmu yang melelahkan. Dan engkau telah berpasrah hati dalam doa. Semoga lahir kembali Cut Tari yang baru. Semoga demikianlah kita juga diperbaharui, atas celaan tanpa maaf. Mari kembali ke jalanNya. Mari kembali berpasrah hati dalam doa. Di sana ada cahaya Allah. Amin. Sumber gambar : Flickr

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun