Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teman, Saudara Lain Ayah dan Ibu

26 November 2022   21:05 Diperbarui: 26 November 2022   21:27 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang terdekat setelah keluarga adalah teman, entah itu teman kerja, sekolah atau teman main. Teman bisa dikatakan saudara lain ayah dan ibu. Seorang teman akan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga kita. Sehingga didalam persahabatan kita mengenal baik seluruh keluarga. 

Bahkan terkadang kita lebih terbuka menceritakan apapun kepada teman daripada kepada keluarga. Dan terkadang dari pertemanan ada yang sampai menikah atau pun berbesanan. 

Semua itu terjadi jika didalam berteman murni dan tulus tanpa punya maksud tertentu. Tetapi jika kita berteman karena ada maksud, jangan berharap bisa berteman sampai tua. Memang jika teman bisa melebihi saudara tetapi jika pertemanan kita rusak bisa seperti musuh. Mari kita jaga pertemanan kita jangan sampai rusak, dan bisa langgeng sampai tua. 

Beberapa sebab yang membuat pertemanan kita rusak, seperti :

1. Tersinggung karena ucapan dan tingkah laku kita yang membuat sakit hati. 

2. Pengkhianatan, pengkhianatan menjadi salah satu penyebab rusaknya persahabatan. 

3. Mendapatkan teman baru sehingga sering terjadi melupakan teman lama. 

4. LDR, juga menjadi penyebab rusaknya persahabatan. Karena jarak yang terbentang luas sehingga jarang berkomunikasi. 

5. Tidak mendapatkan dukungan dari keluarga sehingga membuat perpisahan. 

Dan masih banyak lagi penyebabnya, sebaiknya kita bisa menjaga dan mempertahankan persahabatan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun