Mohon tunggu...
Bang Auky
Bang Auky Mohon Tunggu... Freelancer - KBC 54|Kompasianer Brebes Jateng| Golet Jeneng Disit Mengko Jenang Teka Dewek

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sedekah Waduk di Masa Pandemi Tak Ada Larung Saji Diganti Tebar Benih Ikan

7 Oktober 2020   00:04 Diperbarui: 15 Oktober 2020   08:00 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap bulan Suro di masyarakat kita marak diselenggarakan ritual pergantian tahun atau yang lebih dikenal dengan sedekah. Sedekah dikondisikan sesuai dimana kita tinggal atau mencari nafkah. Sehingga kita kenal beberapa ritual sedekah,  dari sedekah bumi, laut, gunung dan waduk. 

Sedekah dimaknai sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia selama setahun. Limpahan karunia karena hasil panen melimpah, tangkapan ikan atau hasil perkebunan. 

Ungkapan syukur diungkapkan dengan gunungan yang nanti diperebutkan sebagai simbol keberkahan. Dan untuk sedekah laut atau waduk ada larung saji berupa kepala kerbau dan kambing untuk sang penguasa alam. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Pelaksanaan Sedekah Waduk Malahayu yang rutin dilaksanakan setiap Selasa Kliwon di bulan September harus mundur sampai Oktober. Pelaksanaan secara sederhana hanya menggelar tasyakuran tidak seperti tahun sebelumnya. 

Biasanya selain tasyakuran, ada lomba perahu, tangkap bebek dan larung saji. Larung saji dan lainnya tidak dilaksanakan semua diganti dengan restocking atau tabur benih ikan. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Sedekah Waduk Malahayu tahun 2020 menebarkan berbagai jenis ikan yang terdiri dari Nila, Tawes, Bandeng dan Udang Galah sebanyak 212.000. Diharapkan dengan penebaran ini akan menambah volume ikan yang akan memberikan dampak ekonomi bagi nelayan. Waduk Malahayu seluas 750 ha menghidupi nelayan di Desa Malahayu, Karangsari, Bandungsari, Cipajang dan Penanggapan. 

Keistimewaan waduk ini tidak ada keramba sehingga tidak mengganggu jalur perahu. Kearifan lokal yang ada setiap nelayan menyisihkan pendapatannya untuk re-stocking ikan. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun