Perkebunan Teh Kaligua, Â Pandansari, Paguyangan, Â Brebes memiliki areal seluas 600 HA, Â berada disisi barat Gunung Slamet (3432 mpdl) gunung tertinggi di Jawa Tengah. Â
Berada di ketinggian antara 1.500 sd. 2.050 mpdl dengan suhu dikisaran 4-20 derajat celcius, bisa dibayangkan sejuknya. Dulu perkiraan penulis nama Kaligua diambil dari Batavia sewaktu Mataram menyerang Batavia, soalnya kalau dari Brebes namanya Kali Inyong bukan Kali Gua, becanda he he he he.Â
Perkebun Teh Kaligua saat ini dikelola PTPN IX dan didirikan pada tahun 1889 oleh Cultur Onderneming dari Belanda. Dan untuk perwakilan pemasaran di Indonesia ditunjuk Fan Jhon Pletau co, dan dikelola oleh seorang pengusaha bernama Van0 De Joeng atau sering disebut Van Di Yong (makamnya berada di areal perkebunan dan terawat dengan baik).
Teh Hitam sebagai produk hilir Kaligua ditambahi produk unggulan lainnya seperti Teh Hijau, Teh Pucuk Merah dan Teh Putih. Â Masalah rasa beda dengan teh yang ada di pasaran, soal mutu pasti terjaga, Â karena produk teh Kaligua di eksport ke mancanegara.Â
Teh pertama kali dikenalkan pada saudagar dan pendeta Portugis pada abad 16 zaman Dinasti Shang. Lewat teks medis yang ditulis Hua Tua awalnya teh sebagai minuman obat. Â Kemudian pada abad ke-17 minum teh dikenal di Inggris dan dikenalkan kedunia lewat India untuk menyaingi Teh China.Â
Kita yang tinggal di Betawi (Brebes, Â Tegal, Slawi) pasti mengenal Teh Poci Gula Batu minum teh dengan menggunakan poci tanah liat dengan gula batu. Â Ada lagi "Ginastel" Legi, panas dan kental.Â
Dan istilah "cipokan" Moci karo ndopok alias minum teh sambil ngobrol membahas masalah ringan yang terjadi saat ini.Â
Nikmati kebersamaan dengan keluarga walau tanpa harus keluar rumah, Â kebersamaan untuk saling menguatkan. (KBC54|Kompasianer Brebes Jateng)