"Bi, minggu depan kita jadi mudik ke Jakarta, kan? Aku sudah nggak sabar mau naik kereta lagi!" kata Adik. "Iya, Nak. Kita berangkat hari Selasa pagi. Abi sudah pesan tiket kereta. Kamu masih ingat perjalanan mudik saat kamu masih kecil? Kamu gak mau diam, berlari di koridor kereta dan bahkan naik sampai ke tempat penyimpanan tas." Adik tertawa lepas.
"Tapi itu kan dulu, Bi, aku masih kecil. Sekarang aku suka lihat sawah-sawah dan langit biru. Rasanya kayak petualangan." Ummi kemudian menimpali, "Kali ini juga pasti seru. Tapi yang paling penting, kita bisa ketemu lagi sama keluarga besar Abi di Jakarta." Kakak memotong, "Jangan lupa berburu mie ayam." Dan kami semua pun tertawa.
Mudik yang pada umumnya pulang kampung, adalah momen istimewa bagi anak-anak, tidak terkecuali dengan anak-anak kami. Meski mudiknya dari Bandung ke Jakarta yang berkesan tidak pulang kampung, tetapi nuansanya tetap istimewa. Jakarta memang bukan kampung halaman, tetapi sudah menjadi tradisi kalau keluarga kami ingin mudik, ya kumpulnya di Jakarta.
Sudah berbagai transportasi yang digunakan saat kami mudik. Dari bus umum, kereta api, dan bahkan pernah memakai sepeda motor. Semuanya mengesankan, tetapi transportasi umum yang paling nyaman bagi kami semua adalah kereta api. Semua jenis kereta pun sudah kami coba selama di Jakarta dan selama melakukannya penuh dengan kenangan dan kebahagiaan.
Mudik lebaran tiga tahun lalu pernah mencoba kereta lokal dari Jakarta ke Bandung, naik KRL sampai Stasiun Cikarang dimana Adik hampir saja ketinggalan karena pegangannya lepas, sambung naik KA Walahar menuju Stasiun Purwakarta, lalu lanjut dengan KA Cibatuan menuju Stasiun Kiaracondong. Perlu waktu seharian dan amat melelahkan tetapi begitu mengesankan.
Selama jalan-jalan di Jakarta saat mudik lebaran tahun lalu, kami sekeluarga tidak hanya berkali-kali naik KRL untuk berkeliling, tetapi juga mencoba MRT demi menikmati suasana naik kereta di bawah tanah. Saat pulang ke Bandung, kami mencoba LRT dari Stasiun Cikokol menuju Stasiun Halim setelah sebelumnya naik KRL, lalu dilanjut naik Whoosh menuju Stasiun Tegal Luar.
Hampir semua kereta sudah dicoba karena begitu asyiknya. Alhamdulillah untuk lebaran tahun ini pun, keluarga kami sudah memesan tiket kereta, meski waktunya begitu singkat mengingat sang belahan jiwa lebih banyak jadwal dinasnya selama lebaran. Selasa pagi, 1 April 2025, kami sudah berada di Stasiun Kiaracondong saat burung-burung sedang bersiap-siap mencari makanan.
Maklum, jadwal KA Cikuray dari Stasiun Kiaracondong adalah pukul 07.54 dan diperkirakan akan sampai di Stasiun Bekasi pada pukul 11.08. Kereta ini memang sampai di tujuan akhir Stasiun Pasar Senen tetapi untuk menjangkau banyak daerah di Jakarta, kami lebih memilih Stasiun Bekasi agar lebih mudah memilih KRL dan tidak perlu berjuang lebih di Stasiun Manggarai hehehe.