Mohon tunggu...
Bang Aswi
Bang Aswi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Bandung | Kompasianer Bandung

Seorang penggila olahraga, tukang ulin, dan desainer yang menggemari dunia kepenulisan. Aktif sebagai pengurus #BloggerBDG dan konsultan marketing digital | Kontak: bangaswi@yahoo.com | T/IG: @bangaswi ... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Segar

Mari Berbuka dengan yang Manis-Manis dan Tersayang

21 Mei 2019   23:20 Diperbarui: 21 Mei 2019   23:49 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puasa merupakan momentum untuk memperbaiki diri. Bukan hanya hati, tapi juga pola makan. Bagaimana tidak, dengan berpuasa secara tidak langsung tubuh sedang berproses menetralisir. Jika pola sahur dan berbukanya baik, bukan tidak mungkin pada hari lebaran, tubuh akan 'lahir kembali' dalam bentuk yang ideal. Hanya saja, saat ini tidak jarang ada beberapa orang yang salah dalam berbuka.

Salah bagaimana? Sosok itu mengamati bahwa masih ada saja orang-orang yang berbuka seperti orang kelaparan yang menemukan makanan mewah. Memang berkesan sarkastik ya, tetapi itulah yang terjadi. Miris. Mereka langsung memenuhi mejanya dengan segala apa yang ada. Es campur, teh manis, air putih, kolak pisang, berbagai macam gorengan, nasi beserta lauk-pauk. Semua itu dihabiskan dalam satu waktu.

Ingat, perut itu memiliki batasannya. Islam mengajarkan agar umatnya ketika makan itu lebih baik menyedikitkan suapan, memperbanyak kunyahan, makan dengan apa yang terdekat darinya dan tidak memulai makan dari bagian tengah piring (karena keberkahan makanan ada pada bagian tengah). Tidak boleh juga meniup makanan/minuman yang masih panas. Rasulullah saw. bersabda,

"Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah baginya memakan beberapa suapan, sekadar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga). Jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman, dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. Ahmad IV/132 dan Ibnu Majah No. 3349)

CARA BERBUKA YANG BAIK DAN BENAR ALA RASULULLAH SAW.

Mengapa harus sedikit makanan yang disuapkan ke dalam mulut? Ini karena mulut manusia tidak lebar. Jika dipaksakan pasti akan terasa sakit. Mulut yang dibuka lebar juga menunjukkan ketidaksopanan. Begitu pula saat mengunyahnya. Semakin halus makanan yang dikunyah, akan memudahkan kinerja kerongkongan dan lambung. Memaksakan bagian organ tubuh jelas tidak akan menyehatkan.

Imam Nawawi ra. berkata, "Sedikit makan merupakan kemuliaan akhlak seseorang dan banyak makan adalah lawannya." Sedangkan Imam Asy-Syafi'i ra. berkata, "Karena kekenyangan (memuaskan nafsu perut dan mulut) membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah." Tuh, pernah ngerasain sendiri, gak?

Lalu bagaimana cara berbuka yang baik dan benar ala Rasulullah saw.? Sederhana saja, beliau sering berbuka dengan kurma atau bahkan hanya dengan air putih. Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah berbuka dengan ruthab sebelum shalat, jika tidak terdapat ruthab maka beliau berbuka dengan tamr, jika tidak ada tamr maka beliau meneguk air." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Ruthab adalah kurma yang masih muda, segar, berair, dan tentu saja menyehatkan. Ruthab adalah kurma basah. Sedangkan tamr adalah kurma yang sering dijumpai di pasar-pasar atau kurma kering. Ada berbagai jenis kurma yang saat ini beredar di pasaran Indonesia. Insya Allah semua kurma itu baik. Ada harga ada kualitas. Tinggal belajar mana memilih kurma yang lezat dan cocok dimakan.

Sosok itu sendiri selalu berusaha menyediakan kurma untuk berbuka puasa. Selain berusaha mengikuti sunnah Rasulullah saw., juga karena kurma mudah dimakan meski sedang dalam perjalanan. Kurma memang rasanya manis dan menyegarkan, tetapi tidak menjadikan makanan lain yang berasa manis bisa menjadi penggantinya. Mengapa? Ini karena kandungan kurma yang begitu banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh.

Manfaat kurma bagi kesehatan yang paling utama adalah mampu memulihkan energi setelah berpuasa jauh lebih cepat dibandingkan makanan lain. Kurma memiliki 50-70 persen kandungan glukosa sehingga sangat baik untuk dikonsumsi saat berbuka puasa. Kandungan gula ini bisa cepat diserap oleh tubuh dan membuat tubuh akan menjadi bugar kembali. Gak heran kalau beberapa kawan suka mengonsumsi kurma setelah berlari.

Kurma juga dapat menguatkan sel-sel usus, sehingga dapat membantu saluran pencernaan menjadi lebih sehat. Beberapa pakar kesehatan mengatakan kalau kurma dapat menurunkan resiko terkena stroke dan membuat sel-sel saraf menjadi lebih tenang. Kurma dapat pula memulihkan kondisi ibu yang baru melahirkan dan mencegah perdarahan. Ini karena adanya kandungan hormon yang mirip dengan hormon oksitosin.

Kurma pun berfungsi untuk membantu produksi Air Susu Ibu (ASI) karena kandungannya kaya akan zat besi dan kalsium. Nutrisi kurma juga membantu pembentukan darah sekaligus tulang sumsum pada bayi semenjak di dalam kandungan. Kurma pun mampu menekan mutasi sel kanker karena kandungan polifenolnya yang tinggi. Di luar itu, kurma juga dapat mencegah penyakit jantung dan kolesterol tinggi.

KALAU TIDAK ADA KURMA, GANTI DENGAN AIR PUTIH

Begitu banyak manfaat kurma yang meski manis, tidak bisa digantikan oleh makanan manis lainnya seperti kolak pisang, es cendol, dan lain sebagainya. Al-Hattab Ar-Ru'aini menuliskan pendapat salah satu ulama tentang berbuka dengan yang manis-manis ini. Dalam kitabnya, beliau mengatakan bahwa Syeikh Zarruq berkata dalam syarahnya,

"Di antara sunnah-sunnah puasa adalah menyeragakan berbuka, sebagai bentuk kasih sayang kepada orang yang lemah, menyayangi diri, dan menjadi pembeda dengan orang Yahudi. Dan dengan memakan kurma atau apa yang semakna dari yang manis-manis, agar mengembalikan penglihatan yang berkurang lantaran puasa." Nah, kurma ternyata dapat mengembalikan penglihatan yang berkurang.

Tentu tidak akan terjadi pada makanan lain yang rasanya juga manis. Kata 'halawah' dalam kamus bahasa Arab memang berarti makanan yang rasanya manis. Namun ternyata tidak semua makanan yang manis itu bisa disebut dengan halawah. Batang tebu yang manis, gula pasir, dan termasuk es cendol tidak disebut halawah oleh orang Arab. Penjelasan di atas menunjukkan beberapa keutamaan berbuka dengan kurma.

Sosok itu juga ingin menambahkan informasi lain dari Syaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin. Katanya, berbuka puasa dengan kurma memang tidaklah wajib, tetapi berbuka dengan kurma itu lebih sempurna dan lebih utama. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan bahwa kurma itu bisa menguatkan (menajamkan) penglihatan dan sangat mujarab. Dan sangat mujarab jika digunakan berbuka sebelum lainnya.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah juga pernah mengatakan bahwa saat pagi hari (misal di luar bulan puasa atau saat sahur), ketika baru bangun tidur, makanlah 7 butir kurma sebelum memakan yang lain, maka dapat mengatasi sihir dan racun. Subhanallah. Itulah mengapa sosok itu begitu ngotot ingin berbuka dengan kurma. Lalu ... bagaimana jika tidak ada kurma? Nah, berikut ini ada hadits dari Salman bin Amir ra.

Rasulullah saw. bersabda, "Bila kalian berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma, karena kurma itu barakah. Kalau tidak ada kurma, maka dengan air, karena air itu mensucikan." (HR. Abu Daud dan At-Tirmizy) Ternyata jawabannya adalah air putih. Air bening. Air yang bersumber dari mata air. Aisyah ra. berkata, "Minuman yang paling disukai Rasulullah saw. ialah yang dingin dan manis." (HR Ahmad & At Tirmidzi)

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan bahwa maksud dari 'dingin dan manis' pada hadits di atas adalah air yang bersumber dari mata air segar atau sumur. Mata air yang jernih atau murni ini memang akan terasa manis. Itulah mengapa ada iklan air kemasan yang ada manis-manisnya. Mata air atau air sumur yang bersih itu biasanya memang terasa dingin dan menyegarkan. Jadi bukan dingin karena ada es batu.

Manis di sana juga dijelaskan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah bahwa Rasulullah saw. beberapa kali pernah mengonsumsi rendaman air campuran madu, kurma, dan kismis. Wuih lezatnya menu tersebut kalau dijadikan makanan berbuka. Oke, lanjut ke pembahasan air putih. Kedua hadits pada dua paragraf sebelumnya mengandung pelajaran bahwa air bisa mensucikan badan, baik pula digunakan untuk berbuka.

Sosok itu hanya menukil kembali pendapat Imam An-Nawawi bahwa tidak ada yang lebih utama setelah kurma selain air putih. Jelas ya ... makanan berbuka yang utama itu kurma. Kalau tidak ada kurma, bisa digantikan dengan air putih. Kalau ada keduanya, itu jauh lebih baik lagi. Tidak ada larangan untuk berbuka dengan makanan yang manis-manis seperti kolak atau biji salak, tetapi jangan berlebihan.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun