Mohon tunggu...
Bang Aswi
Bang Aswi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Bandung | Kompasianer Bandung

Seorang penggila olahraga, tukang ulin, dan desainer yang menggemari dunia kepenulisan. Aktif sebagai pengurus #BloggerBDG dan konsultan marketing digital | Kontak: bangaswi@yahoo.com | T/IG: @bangaswi ... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Lelarian yang Melahirkan Kebahagiaan Hakiki

9 Mei 2019   10:55 Diperbarui: 9 Mei 2019   11:03 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari berikutnya, dia pindah menginap ke hotel yang berada dekat Tugu. Selama di sana, sosok itu latihan lari lagi dengan rute yang juga berbeda melewati Jl. Letkol Subadri dimana dia bisa melihat Stasiun Lempuyangan, lalu dilanjutkan ke arah selatan dan kembali lagi melewati Taman Pintar dan Malioboro. Apa yang berkesan baginya selama lari-lari di Kota Jogja? Jelas mengasyikkan dengan jumlah kendaraan yang tidak terlalu padat.

Dia begitu menikmati suasana keraton dan ciri khas orang-orang Jawa yang murah senyum. Sepeda-sepeda berbagai jenis yang berseliweran di jalan-jalan protokol maupun utama, begitu pula dengan becak dan delman yang menjadi ciri khas kotanya. Semua berpadu sempurna dengan aktivitas pagi masyarakatnya seperti menyapu halaman rumah, juga dialek khas Jogja yang seolah-oleh terdengar begitu merdu.

Sayang sekali dia belum pernah lari di sekitar Candi Prambanan atau Candi Plaosan yang dilewati oleh para pelari Mandiri Jogja Marathon. Hanya saja dia sudah bisa membayangkan serunya lari-lari di sana, karena pernah bersepeda di sana. Pagi belum beranjak jauh dan beberapa toko baru saja membuka pintunya. Sinar matahari menerpa wajah dari arah depan kalau berangkat dari arah kota menyusuri Jl. Raya Jogja-Solo.

LARI DI SEKITAR CANDI PLAOSAN

Setelah melewati pertigaan Ring Road Utara, bersiaplah membuka mata karena bakal memasuki wilayah kompleks candi. Ada Candi Sambisari di sebelah utara Bandara Adi Sutjipto, lalu ada Candi Kalasan yang letaknya di sisi jalan sebelah kanan. Setelahnya ada Candi Sari di sebelah kiri jalan, hingga akhirnya bertemu dengan candi yang sudah terkenal dengan legendanya, yaitu Candi Prambanan.

Dari Candi Prambanan ke arah utara, bayangkan para pelari yang menyusuri Jl. Candi Sewu karena candinya sendiri akan ditemui di sisi kiri jalan setelah hampir 1 km dari Prambanan. Lepas dari Candi Sewu, bertemu dengan pertigaan, lalu belok kanan memasuki Jl. Candi Plaosan. Pesawahan dan kebun memenuhi pemandangan di sisi kanan dan kiri, rumah-rumah penduduk tampak sudah mulai agak berjauhan.

Di ujung jalan, Candi Plaosan Lor berdiri gagah di sebelah kiri. Sebagai pengetahuan, Candi Plaosan adalah sebutan untuk kompleks percandian yang terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan. Disebut kompleks karena terbilang cukup luas dengan beberapa candi. Letaknya kurang lebih satu sampai dua kilometer ke arah timur-laut dari Candi Sewu. Hanya saja, daerah tersebut kurang pohon pelindung sehingga akan terasa panas.

Candi Plaosan Instagram/mas_awie 
Candi Plaosan Instagram/mas_awie 

Ada dua pendapat mengenai siapa pendiri candi ini, tetapi yang paling terkenal adalah pendapat De Casparis yang berpegang pada isi Prasasti Cri Kahulunan (842 M), yaitu bahwa candi Buddha ini dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Medang (Mataram Kuno), yaitu pada awal abad ke-9 M. Konon, candi ini adalah hadiah dari Rakai Pikatan untuk istri tercintanya, Pramudyawardani.

Pramudyawardani dikenal sebagai Sri Kahulunan, putri Samarattungga dari Wangsa Syailendra. Dari pernikahan ini akhirnya bisa dijelaskan mengapa sebagai candi Buddha, Candi Plaosan memiliki perpaduan arsitektur agama Buddha dan Hindu. Wangsa Syailendra adalah penganut agama Buddha sedangkan Rakai Pikatan berasal dari Wangsa Sanjaya, penganut agama Hindu.

Ciri khas dari Candi Plaosan adalah adanya pembagian berdasarkan arah mata angin, yaitu Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Plaosan Lor memiliki dua candi utama yang terbilang besar. Candi yang terletak di sebelah kiri (utara) dinamakan Candi Induk Utara dengan relief yang menggambarkan tokoh-tokoh wanita, sedangkan candi yang terletak di sebelah kanan (selatan) dinamakan Candi Induk Selatan dengan relief berkebalikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun