Mohon tunggu...
Bang Aswi
Bang Aswi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Bandung | Kompasianer Bandung

Seorang penggila olahraga, tukang ulin, dan desainer yang menggemari dunia kepenulisan. Aktif sebagai pengurus #BloggerBDG dan konsultan marketing digital | Kontak: bangaswi@yahoo.com | T/IG: @bangaswi ... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Paperman (Memang) Layak Mendapatkan Oscars

27 Februari 2013   05:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:37 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat membaca, saya berusaha menggambarkannya di kepala saya seperti sebuah film. Jika dunia ini penuh dengan teks atau tulisan, Anda akan mendapatkan gambar atau visual yang luar biasa. Saya kira setiap orang memiliki jiwa sutradara sehingga mereka dapat memvisualkan teks-teks itu. John Kahrs

Saat menunggu kereta, perhatian George tertuju pada Meg yang berlari-lari mengejar sehelai kertas yang terbang. Tak disangka, kertas yang dibawanya di dalam map/folder pun tertiup angin kereta dan mendarat dengan mulus di wajah Meg yang telah berhasil mendapatkan kembali kertasnya. Meg tertawa dan tersenyum manis saat melihat kertas George. Ada apa? Dan George pun mencari tahu, ternyata cap bibir Meg menempel pada kertas George. Warna merah lipstiknya terlihat jelas di sana. George ikut tertawa, namun sirna saat melihat Meg sudah menaiki kereta yang akan membawanya ke tempat kerja. Mereka saling memandang untuk terakhir kalinya. George adalah pegawai di sebuah kantor di New York, berada di sebuah ruangan yang letaknya berpuluh tingkat di sebuah gedung pencakar langit, pada tahun 1940-an. Pekerjaannya berurusan dengan banyak kertas. Di belakang meja, dirinya memandang kertas yang terdapat cap bibir Meg. Meski hanya bertemu sesaat, ia tampak jatuh hati pada Meg. Angin pun berhembus dan menerbangkan kertasnya kembali keluar. Beruntung, George berhasil mendapatkannya sebelum terbang keluar jendela. Di sinilah George melihat Meg berada di gedung seberang, sedang menjalani sesi wawancara. Untuk menarik perhatian Meg bahwa ia ada di gedung seberang, George pun mulai membuat pesawat kertas dengan melipat kertas-kertas yang harusnya menjadi pekerjaannya. Satu persatu pesawat kertas itu diterbangkan dengan harapan sampai di ruangan dimana Meg berada dan melihat dirinya, namun ternyata sulit. Pesawat-pesawat kertas itu tidak ada yang mencapai sasaran hingga akhirnya George menyadari bahwa kertasnya sudah habis. Kertas dengan cap bibir Meg itulah kertas terakhir yang akhirnya dibuat juga menjadi pesawat kertas. Namun pesawat kertas itu pun gagal juga setelah angin menerbangkannya sehingga terlepas dari tangan George. Saat melihat Meg keluar ruangan, George pun segera berlari keluar dan tidak memedulikan bosnya. Ia menembus lalu lintas yang padat, namun ia kehilangan Meg. Ia hanya menemukan pesawat kertas bercap bibir Meg di atas sebuah kotak surat. Marah, ia pun membuang pesawat kertas itu ke langit dan berjalan pergi. Pesawat kertas bercap bibir Meg pun mendarat di sebuah gang kecil, bersama dengan ratusan kertas yang sudah dibuat George. Keajaiban pun terjadi! Pesawat kertas bercap bibir Meg bergerak dan mulai terbang berputar, yang langsung diikuti oleh ratusan pesawat kertas lainnya. Pesawat-pesawat kertas itu mengejar George dan memaksanya untuk menuju ke suatu tempat. Pesawat kertas bercap bibir Meg pun terbang mencari Meg, sementara ratusan pesawat-pesawat kertas memaksa George untuk pergi ke stasiun kereta terdekat. Meg sendiri setelah melihat pesawat kertas bercap bibirnya mendarat di sebuah toko bunga, segera mengejarnya ke sebuah stasiun kereta. George naik kereta, begitu pula Meg. Di salah satu stasiun kereta, mereka akhirnya bertemu dan tampak bahagia.

Paperman (2012) | Sumber foto: Oscar.go.com

Kisah di atas adalah cuplikan dari sebuah film animasi berjudul 'Paperman' yang berhasil mendapatkan Piala Oscars pada 24 Februari 2013 kemarin di Hollywood’s Dolby Theatre, Los Angles, California, AS. Inilah gelaran ke-84 kali sejak pertama kali ajang penghargaan ini diberikan kepada insan film dunia pada era 1930-an. 'Paperman' berhasil mendapatkan Piala Oscars untuk kategori Best Animated Short Film, mengalahkan 4 (empat) film pendek animasi lainnya seperti 'The Longest Daycare', 'Head over Heels', 'Fresh Guacamole', dan 'Adam and Dog'. Inilah nominasi dan kemenangan pertama di ajang Academy Award bagi John Kahrs, sutradara 'Paperman'.

13619430491710340578
13619430491710340578
John Kahrs di ajang Academy Awards | Sumber foto: @John_Kahrs Kahrs sendiri merasa bahagia atas kemenangan ini dan itu dibuktikan dengan kata-katanya pada akun twitter @John_Kahrs di atas. Kahrs sebagai seorang animator pernah menggarap beberapa film seperti 'A Bug's Life,' 'The Incredibles', 'Monsters, Inc', dan 'Tangled'. Dalam menggarap 'Paperman', Kahrs menggunakan teknik animasi gabungan 2D dan 3D dengan sketsa hitam putihnya. Cara ini merupakan gaya baru abad 21 setelah melihat gaya Disney di awal produksinya. Gaya animasi ini adalah teknologi in-house terbaru yang disebut 'meander', yaitu menggabungkan gambar 2D dengan stabilitas dan dimensi CG. Inilah teknik "final line advection" yang memberikan kepercayaan penuh pada animatornya sampai selesai. Jadi, wajar saja kalau di 'Paperman' tidak ada bagian yang khusus menangani hal tertentu sampai detail seperti model, pakaian, rambut, dan lain-lain seperti saat membuat film animasi pada umumnya. Cerita 'Paperman' sendiri terilhami dari kehidupan pribadi Kahrs sebagai seorang animator muda yang saat itu masih bekerja di Manhattan, merasa sendiri dan sering bertemu dengan orang-orang asing tanpa sempat menyapa kecuali saling memandang satu sama lain. "Saling memandang itulah yang diharapkan menjadi satu kejadian yang amat istimewa," ujarnya. "Pasti ada sesuatu yang universal tentang gairah atau harapan seseorang untuk mendapatkan orang yang tepat untuk mereka dan merasakan hubungan itu begitu kuat, lalu mencoba mempertahankan atau meraihnya," lanjut Kahrs.
1361943243549178172
1361943243549178172
Kartu ucapan yang terinspirasi dari 'Paperman' | Sumber foto: @John_Kahrs

Keberhasilan 'Paperman' bukan hanya pada Piala Oscars tetapi juga di ajang Annie Award untuk kategori Best Animated Short Subject pada 2 Februari 2013. 'Paperman' adalah film pendek animasi berdurasi 6 menit lebih keluaran Walt Disney Animation Studios yang berhasil mendapatkan Piala Oscars setelah 'It's Tough to Be a Bird' pada 1969. Film ini juga bahkan berhasil disaksikan oleh lebih dari 13,6 juta orang di YouTube pada minggu-minggu menjelang dan setelah Hari Valentine. "Saya merasa puas," ujar Kahrs. "Saya hanya berusaha melalui minggu-minggu ini dengan pandangan lurus ke depan dan memastikan bahwa saya bisa memasang dasi dengan benar."[]

Brilliant from start to finish. Yet again that traditional 2-D animation is every bit as expressive as computer-generated 3D. Jeff Shannon, Roger Ebert

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun