Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kasus Penculikan Anak Kembali Terjadi, Apa Penyebabnya?

3 Januari 2023   13:50 Diperbarui: 3 Januari 2023   13:57 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://metro.tempo.co/read/1674604/pelaku-penculikan-bocah-malika-di-gunung-sahari-mantan-narapidana-pencabulan-anak)

Polres Jakarta mengungkapkan pelaku penculikan Malika (M) yang terjadi di Gunung Sahari, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. Pelaku bernama Iwan Sumarno berhasil ditangkap di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (2 Januari 2022).

Ditangkapnya pelaku penculikan Malika pada Senin, 2 Januari 2022 menjadi salah satu upaya dari pihak aparat institusi Polri untuk mengungkap apa motif sebenarnya pelaku melakukan penculikan tersebut. Seperti yang banyak diberitakan media baik cetak maupun digital, Malika atau yang berinisial (MA) dikabarkan hilang pada Rabu, 7 Desember 2022 lalu. 

Ibu korban pun membeberkan kepada media tentang kronologi kasus penculikan yang menimpa putrinya. Awalnya pelaku mendatangi warung jualannya, pelaku berdalih ingin membeli kopi dan menanyakan minuman lain, namun kakak dari Malika menjawab pada saat itu bahwa di warungnya tidak menjual kopi atau minuman sejenisnya. Setelah itu, si pelaku menanyakan apakah di warungnya menjual nasi. Namun, kakak dari Malika menjawab bahwa di warungnya tak menjual nasi. Mendengar hal tersebut, lantas si pelaku menyuruh kakak Malika membeli beras dan memasaknya sementara si pelaku membeli ayam goreng.

Pelaku pun mengajak Malika membeli ayam goreng di warung terdekat, namun ternyata Malika yang diajak pelaku untuk membeli ayam goreng justru tak kembali hingga waktu sore tiba. Kedua orang tua Malika yang resah dengan keadaan anaknya yang tak kunjung pulang ke rumah, mereka memutuskan untuk mencari. Namun sayang, usaha kedua orang tuanya tak membuahkan hasil. Setelah melakukan penelusuran, diadapati dalam rekaman CCTV bahwa Malika dibawa kabur oleh tersangka usai membeli ayam kentucky.

Kasus penculikan anak memang bukan kasus baru yang terjadi di Indonesia, banyak kasus penculikan anak yang memang sering terjadi di Indonesia. Melansir dari Databoks, kasus penculikan yang menimpa anak Indonesia berdasarkan catatan dari Kepolisian pada tahun 2019 mencapai 2303 kasus. Sementara berdasarkan rentan waktu dari 2015 hingga 2019, data kasus penculikan anak justru terbesar berada pada tahun 2016 dengan total kasus mencapai 2885 kasus. 

Ini menjadi perhatian dan catatan bersama bahwa penindakan dan pencegahan dalam upaya menekan angka kriminalitas terhadap anak masih kurang. Dibutuhkan peran serta tak hanya dari aparat penegak hukum, lebih dari itu peran orang tua, keluarga, tetangga, guru, hingga teman sebaya untuk dapat menjadi pelindung sesama dan mencoba mengedukasikan pentingnya berhati-hati terhadap orang yang tidak dikenal.

Lantas, apa faktor yang melatarbelakangi terjadinya penculikan atau kriminalitas terhadap anak?

Tuntutan Ekonomi

Tuntutan ekonomi memang menjadi latar belakang utama mengapa kriminalitas dapat terjadi dan salah satunya menimpa anak-anak di bawah umur di Indonesia. Tingginya angka pengangguran, kesulitan mencari kerja, dan tuntutan biaya hidup dapat membuat seseorang gelap mata termasuk melakukan perbuatan kriminal seperti penculikan terhadap anak untuk dapat kemudian melakukan pemerasan terhadap orang tua korban.

Dendam

Latar belakang konflik pekerjaan, perseteruan antar rekan kerja, hingga isu konflik keluarga dapat memicu terjadinya dendam. Jika sudah terjadi dendam, pelaku akan melakukan cara untuk mencoba menganggu orang-orang dengan mencelakainya. Salah satu sasarannya, adalah tak lain anak-anak. 

Eksploitasi Seksual dan Perdagangan Anak (predator anak)

Eksploitasi terhadap anak atau lebih akrab kita dengan dengan kejahatan predator terhadap anak. Isu penculikan anak kian semakin meresahkan orang tua di rumah. Kita tentu sadar betul bahwa tak sedikit kasus kejahatan terhadap anak yang terjadi di Indonesia. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) melalui Ai Maryati Selaku Komisioner KPAI, menyatakan bahwa kejahatan eksploitasi terhadap anak selama tahun 2022 mencapai 45 kasus. Maraknya eksploitasi anak atau remaja di Indonesia menjadi awal dari praktik kotor prostitusi di Indonesia. Bahkan maraknya kejahatan prostitusi terhadap anak menyebabkan fenomena "open B.O" merebak di kalangan remaja Indonesia.

Lalu apa cara yang bisa diterapkan untuk  mengatasi kejahatan terhadap anak?

Pertama, memahami masa perkembangan anak dari aspek kognitif, emosi, maupun perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Memahami kondisi dan situasi anak mulai dari cara mereka berpikir, meregulasi emosi, hingga perilakunya. 

Kedua, keadaan psikologis anak tentu berbeda. Sehingga selaku orang tua kita tak bisa dengan gampang melabeli mereka dengan sebutan anak bodoh atau anak nakal. Orang tua wajib memberikan pendampingan dan mengawasi tumbuh kembang anak termasuk perkembangannya di lingkungan masyarakat.

Ketiga, sebagai orang tua kita harus mampu memberikan ruang dan waktu yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang anak. Berikan mereka waktu  dan ruang yang cukup untuk berkembang secara optimal. Dan tak lupa, senantiasa memberikan pengawasan kepada siapa buah hati kita berinteraksi.

Keempat, Edukasi dan sosialisasi menjadi langkah umum yang bisa memberikan dampak besar terhadap mencegah terjadinya kasus kejahatan terhadap anak. Keterlibatan peran orang tua, pemerintah, aparat penegak hukum, guru, hingga pihak terkait lainnya dalam menekan dan mengurangi terjadinya kasus kejahatan terhadap anak menjadi PR bersama yang harus diselesaikan. 

Semoga anak-anak Indonesia semakin kuat dan dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, sehat, serta berperilaku baik sehingga mampu menjadi generasi penerus pembangunan Indonesia yang lebih sejahtera dan mandiri serta berkualitas.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun