Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kasus Penculikan Anak Kembali Terjadi, Apa Penyebabnya?

3 Januari 2023   13:50 Diperbarui: 3 Januari 2023   13:57 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://metro.tempo.co/read/1674604/pelaku-penculikan-bocah-malika-di-gunung-sahari-mantan-narapidana-pencabulan-anak)

Eksploitasi terhadap anak atau lebih akrab kita dengan dengan kejahatan predator terhadap anak. Isu penculikan anak kian semakin meresahkan orang tua di rumah. Kita tentu sadar betul bahwa tak sedikit kasus kejahatan terhadap anak yang terjadi di Indonesia. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) melalui Ai Maryati Selaku Komisioner KPAI, menyatakan bahwa kejahatan eksploitasi terhadap anak selama tahun 2022 mencapai 45 kasus. Maraknya eksploitasi anak atau remaja di Indonesia menjadi awal dari praktik kotor prostitusi di Indonesia. Bahkan maraknya kejahatan prostitusi terhadap anak menyebabkan fenomena "open B.O" merebak di kalangan remaja Indonesia.

Lalu apa cara yang bisa diterapkan untuk  mengatasi kejahatan terhadap anak?

Pertama, memahami masa perkembangan anak dari aspek kognitif, emosi, maupun perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Memahami kondisi dan situasi anak mulai dari cara mereka berpikir, meregulasi emosi, hingga perilakunya. 

Kedua, keadaan psikologis anak tentu berbeda. Sehingga selaku orang tua kita tak bisa dengan gampang melabeli mereka dengan sebutan anak bodoh atau anak nakal. Orang tua wajib memberikan pendampingan dan mengawasi tumbuh kembang anak termasuk perkembangannya di lingkungan masyarakat.

Ketiga, sebagai orang tua kita harus mampu memberikan ruang dan waktu yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang anak. Berikan mereka waktu  dan ruang yang cukup untuk berkembang secara optimal. Dan tak lupa, senantiasa memberikan pengawasan kepada siapa buah hati kita berinteraksi.

Keempat, Edukasi dan sosialisasi menjadi langkah umum yang bisa memberikan dampak besar terhadap mencegah terjadinya kasus kejahatan terhadap anak. Keterlibatan peran orang tua, pemerintah, aparat penegak hukum, guru, hingga pihak terkait lainnya dalam menekan dan mengurangi terjadinya kasus kejahatan terhadap anak menjadi PR bersama yang harus diselesaikan. 

Semoga anak-anak Indonesia semakin kuat dan dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, sehat, serta berperilaku baik sehingga mampu menjadi generasi penerus pembangunan Indonesia yang lebih sejahtera dan mandiri serta berkualitas.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun