Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

No Respect, Don't Expect?

20 September 2022   08:00 Diperbarui: 20 September 2022   08:01 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://legacycultures.com/examples-of-showing-respect-to-others-and-its-importance-in-life/)

Di tengah industrialisasi dan digitalisasi dalam tatanan kehidupan masyarakat, tentu akan selalu mendatangkan banyak manfaat dan juga dampak negatif yang menyertainya. Ketika kita yang tinggal di lingkungan pedesaan, tentu efek dari industrialisasi dan digitalisasi agaknya minim untuk dirasakan. Tentu, jika kita tak menampik sepenuhnya jika gawai telah mampu menyihir siapapun yang berani menyentuhnya untuk kemudian menjadi bagian dari makhluk hidup yang siap dikendalikan. Keperluan komunikasi macam telepon dan chating, memasarkan produk atau barang dagangan, keperluan bisnis, pekerjaan, hingga sekedar mencari hiburan semua dapat dilakukan hanya dengan menggunakan ponsel. Di lingkungan perkotaan hal yang terjadi justru lebih parah. Bayangkan saja, gadget atau gawai telah mampu mendominasi cara pandang dan arah hidup sebuah keluarga. Sang suami diharuskan mengecek grup whatsapp setiap pagi hari sebelum pukul 08.o0 pagi agar tak telat ke kantor, si istri terus digoda oleh tawaran menggiurkan dari barang-barang promo melalui notifikasi yang muncul dari platform jual beli online (online shop), sang anak betah di kamar berjam-jam memainkan layar gadgetnya, dan masih banyak lainnya. Semua aktivitas sehari-hari tersebut secara tak langsung, akan berdampak terhadap kualitas interaksi dan komunikasi dalam suatu keluarga yang terus menurun. 

Di sekolah misalnya, kita sebagai guru mendapati banyak contoh yang beragam dari masing-masing perilaku peserta didik. Ada yang terbiasa ramah dan menghargai gurunya setiap saat, ada yang selalu bertanya dan berdiskusi dengan guru di manapun ia berada, ada pula yang menunjukkan sikap tak menghargai dan menghormati (unrespect) kepada guru di sekolah. Memang, tak sepenuhnya kita dapat menyalahkan si anak atas bawaan perilaku yang ia terapkan di sekolah. Akan tetapi, ada faktor lain yang menjadi penyebab kenapa si anak atau peserta didik dapat menunjukkan perilaku seperti itu. Faktor yang dimaksud bisa dari keluarga, orang tua, pengaruh lingkungan sekitar, teman bermain, hingga yang paling konyol adalah faktor gadget yang menjadi penyebabnya.

Salah satu perilaku peserta didik yang menunjukkan ketidakhormatan kepada guru atau orang yang lebih tua yakni terbiasa membanggakan hal negatif kepada guru dan teman-teman di sekolah. Keenggaanan ramah dan menegur kepada sesama warga sekolah contoh tak terbiasa menegur guru di sekolah, terbiasa berkata kasar dan menghina teman sekelas, tak mengindahkan aturan sekolah serta yang lebih miris tak menganggap dan menghargai guru yang mengajar di kelas. Lantas, mengapa perilaku tersebut bisa terjadi? Dan apa dampak buruk bagi peserta didik dari kebiasaan yakni sikap tidak menghargai orang tua maupun guru di sekolah?

Kehilangan Kepercayaan Diri

Terbiasa tidak menghargai orang lain khususnya guru maupun orang tua di rumah baik melalui perilaku dan ucapan akan menyebabkan si anak akan merasa bahwa kehadirannya tak akan diinginkan suatu saat. Ketika ia dihadapkan pada situasi yang menharuskan ia bersosialiasi dengan lingkungan sekitar ia akan merasa asing dan tak memiliki kesempatan untuk mengenal orang lain. Hal seperti ini biasa terjadi di lingkungan perkotaan, akibat dari kebiasaan ini lah muncul permasalahan sosial mulai dari intimidasi sosial, pengucilan, sikap apatis dan lain sebagainya. Banyak kasus di kota-kota besar ketika ada seseorang yang terbiasa menganggap remeh sikap hormat menghormati (respect) maka ia akan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru tempat ia tinggal.

Negatif Thingking berlebih

Kasus-kasus seperti ini biasanya dialami oleh beberapa peserta didik di kelas. Misalnya, seorang anak yang merasa ia kuat di kelas, suka melakukan perundungan, gemar menggangu rekannya di kelas, dan lain sebagainya. Suatu saat ia akan menghadapi situasi bahwa kinerjanya dalam kelompok senantiasa salah di mata teman-temannya di kelas. Alhasil, teman-temannya akan merasakan ketidakpercayaan kepada mereka yang terbiasa tak menaruh rasa respect kepada siapapun. Selain itu, banyak dari mereka yang berteman dengan peserta didik yang terbiasa tak menganggap keberadaan guru di kelas akan mengecap bahwa segala kinerjany selalu menemukan kegagalan sehingga enggan berkelompok.

Segala Ucapanmu Omong Kosong

Dampak yang nyata dialami seseroang akibat dari perilaku tak bisa menghormati orang lain yakni apa yang anda bicarakan tak akan didengarkan dan cenderung diabaikan. Dengan kata lain, mau anda bercerita panjang pun tidak akan dihiraukan oleh orang lain.l Mungkin awal dari penyebab munculnya dampak tersebut adalah rasa kecewa orang lain terhadap seseorang tersebut sehingga menyebabkan rasa peduli dan respect tersebut hilang.

Terbiasa Dicap sebagai Pembohong

Jika orang lain mengecap seseorang dengan sebutan pembohong. Maka apapun yang disampaikan tak akan dipercaya. Membiarkan peserta didik bersikap tak menghargai orang lain akan menyebabkan si anak tak akan mudah dipercaya oleh rekan sekitarnya. Jika sudah seperti itu, tujuan pendidikan, capaian pekerjaan, serta tujuan apapun yang dikerjakan dengan kelompok atau komunitas tertentu tak akan terlaksana sebagaimana mestinya.

Bersikap dan Berkata seenaknyta tanpa memikirkan perasaan

Tanda yang terakhir kalau orang sudah hilang respect padamu ialah jika mereka berkata dan bersikap seenaknya tanpa memikirkan perasaanmu. Maksudnya adalah mereka sama sekali tak menghargaimu lagi dan tidak memikirkan kondisi ataupun perasaanmu lagi. Jika dampak tersebut sudah kita alami, maka kita akan menjadi sasaran perilaku risak atau bullying.

Itulah beberapa dampak yang mungkin dirasakan oleh seseorang akibat dari perilaku tak menghormati dan menghargai orang lain. Semoga kita dapat memelajari banyak hal terkait sikap atau perilaku sehari-hari. Agar kita sebagai pendidik atau orang tua dapat mengajarkan kepada peserta didik atau anak di rumah.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun