Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Benarkah Membaca Buku bagi Sebagian Anak Itu Membosankan?

2 September 2022   07:23 Diperbarui: 5 September 2022   11:21 2028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak membaca buku (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

"Membaca Adalah Jembatan Ilmu"

Jika kita mendengar ungkapan tersebut, mungkin sebagian kita percaya bahwa membaca buku memang menjadi sebuah kebutuhan yang tak tergantikan dan memiliki peran penting dalam mengasah ingatan dan kualitas pemikiran. Namun jika kita berkaca pada situasi dan kondisi sekarang realitanya justru berbeda.

Literasi dalam ruang lingkup yang lebih umum tak sekedar membaca dan berkaitan dengan buku saja. Kita bisa memaknai kegiatan literasi sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan memaknai dan memahami bahan bacaan dengan menggunakan cara-cara tertentu. 

Dalam beberapa kasus, ada beberapa anak usia pelajar yang tak meminati kegiatan membaca, ada yang beralasan bahwa membaca merupakan kegiatan yang membosankan, sulit memahami, bahan bacaan tidak menarik, hingga jenis bacaan yang tidak relevan dengan usia anak tersebut. 

Sebagai contoh nyata, kita sebagai guru tentu banyak yang memberikan arahan atau nasihat maupun himbauan agar anak membaca buku. Baik sebelum masuk jam pelajaran dimulai maupun saat di rumah. Namun, tak semua mengindahkan himbauan tersebut baik yang beralasan maupun yang tidak beralasan. 

Biasanya, masalah akan muncul setelahnya. Mulai dari kesulitan yang dialami murid saat mengikuti kegiatan pembelajaran, kurang menguasainya kosakata, minimnya pengetahuan dan pemahaman terhadap materi tertentu, dan lain sebagainya. 

Lalu mengapa kegiatan membaca buku begitu membosankan bagi sebagian anak?

Menonton VS Membaca

Masifnya penyebaran konten digital di beberapa platform media sosial menyebabkan anak lebih sering bercengkrama dengan gadget (gawai) ketimbang mengakrabkan diri terhadap buku bacaan. Walau dengan dalih mempromosikan istilah "e-book", pada kenyataannya membaca atau mengamati tayangan digital juga tak dapat menjamin si anak memahami atau mengerti apa yang telah ia baca atau saksikan. 

Anak justru lebih gemar menggulirkan layar ponsel atau gawainya hanya sekedar mencari apa yang sedang tren di beberapa aplikasi media sosial tersebut tanpa memiliki rasa ingin mengetahui pesan apa yang ada dalam tayangan tersebut dan dari mana sumber tayangan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun