Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Generasi Muda dalam "Pusaran" Tantangan Masa Depan

23 Agustus 2022   09:00 Diperbarui: 31 Agustus 2022   21:02 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasi muda penerus bangsa. Sumber: Shutterstock/Ainul Ghurri via Kompas.com

Hidup di zaman serba modern dan digital saat ini tentunya menuntut setiap orang untuk dapat selalu beradaptasi dengan segala perubahahan dan perkembangan yang menyertainya. Tak terkecuali bagi generasi muda atau anak-anak kelahiran tahun 2000-an. 

Tantangan yang paling terasa bukan hanya soal kematangan mental serta bekal kualitas yang siap guna melainkan juga hal-hal lain seperti kesiapan finansial, kematangan berpikir, bijak dalam mengambil keputusan dan masih banyak lagi. Tentu dibutuhkan persiapan dan kesiapan dalam hal memelajari segala hal yang kiranya diperlukan untuk kehidupan di masa yang akan datang. 

Jika Mengacu pada teori empirisme yang pernah diutarakan oleh seorang filsuf asal Inggris bernama John Locke. Ia menyatakan bahwa, perkembangan seseorang pada dasarnya dipengaruhi oleh segala pengalaman yang diperolehnya sejak ia lahir hingga ia tumbuh dewasa.

Pendapat lain juga disampaikan oleh Jean Jacques Rousseau yang menyatakan bahwa semua anak adalah baik ketika baru datang dari tangan sang pencipta, namun semua menjadi buruk dan rusak akibat campur tangan atau intervensi tangan manusia. Aliran ini sebenarnya mengandung pandangan negativisme, yang mana dalam tahap perkembangan anak sejak lahir. Peran manusia atau dalam hal ini pendidik tak terlalu dibutuhkan melainkan anak akan dibiarkan memilih jalan hidupnya sesuai dengan tuntutan lingkungan serta faktor natural yang menyertainya. 

Dari dua pandangan di atas, dapat kita telaah berasam bahwa pada hakikatnya setiap orang memiliki hak untuk memilih dan menentukan perjalanan hidupnya. Proses panjang dari perjalanan hidup yang baik tentu dipengaruhi oleh proses melalui pengalaman hidup yang variatif. 

Pengalaman yang baik, kesedihan, penderitaan, kegalauan, kegelisahan, amarah, hingga keterlibatan berbagai perasaan emosional akan memengaruhi  perjalanan hidup seseorang. 

Selain itu, maksud dari kata "dibiarkan" bukan berarti seorang anak akan dilepas begitu saja dalam memilih dan menentukan masa depannya. Melainkan orang tua memilik kewajiban untuk memfasilitasi serta mengarahkan anak ke arah yang lebih baik untuk masa depannya, namun dengan catatan orang tua juga perlu memahami minat serta kecenderungan motivasi anak dalam memilih jalan hidupnya.

Uraian di atas memberikan gambaran umum kepada kita, bahwa dalam menerapkan pengajaran dan pengarahan terhadap anak selaku generasi muda untuk siap berkarir dan berkarya di masa depan dibutuhkan bekal mentall dan spiritual, serta persiapan eksternal lainnya yang diperlukan di masa yang akan datang. 

(mediaindonesia.com)
(mediaindonesia.com)

Bahkan secara jelas Islam juga memberikan pandangan yang komprehensif terhadap perkembangan manusia, Q.S. An-Nahl: 78 misalnya secara tegas menyampaikan bahwa, Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan yang tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberik kamu pendengaran, pengelihatan, dan hati, agar kamu besyukur."

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan senantiasa membutuhkan pengalaman demi bisa lebih siap menjalani kehidupan di masa yang akan datang, dan tentunya ada banyak sekali tantangan kehidupan di masa yang akan datang yang sejak  sekarang harus dipikirkan oleh para generasi muda agar segala persiapan dapat diupayakan mulai dari sekarang. Lalu, apa saja tantangan tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun