Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ironi Pendidikan Karakter, Mengapa Pergeseran Adab Menjadi "PR" Besar Pendidikan Indonesia Khususnya Era Digital?

2 Agustus 2022   08:10 Diperbarui: 2 Agustus 2022   20:56 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(http://rpkpeduli.id/)

"Utamakan Adab, Baru Prestasi", Ungkapan tersebut jika dilihat dan dikaji secara mendalam  khususnya dalam konteks pendidikan memiliki makna yang sangat mendalam terkait dengan situasi pendidikan di Indonesia saat ini. 

Khusus di Kota Samarinda saja tepatnya di SMP Negeri 4 Samarinda, saya selaku pengajar di sanapun merasakan bahwa pendidkan karakter terutama penekanan tentang pentingnya implementasi pengajaran dan penerapan adab-adab yang baik sesuai dengan profil pendidikan Pancasila sangatlah terasa. 

Bagaimana tidak, setiap hari saya selalu menjumpai permasalahan tentang krisis adab yang marak terjadi di lingkungan sekolah SMP Negeri 4 Samarinda. 

Kita tak dapat memungkiri jika banyak faktor yang menjadi penyebab krisis atau pergeseran adab itu dapat terjadi dialami oleh para siswa dan siswi di sekolah tersebut. 

Sebelum membahas lebih jauh tentang pentingnya peran adab dalam mendukung terciptanya generasi muda yang berkualitas. Kita perlu mengetahui secara bersama bahwa pendidikan karakter memiliki arti yakni sebagai berikut.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) beliau berpendapat bahwa, pendidikan memiliki  pengertian mendasar yaitu: pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuh anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselematan dan kebahagiaan yang hakiki.

Menurut UU No.20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dari dua teori di atas, dapat disimpulkan jika sebuah pendidikan yang dijalankan dalam suatu wilayah harus mengedapankan prinsip student center, yakni pendidikan yang berorientasi jangka panjang guna mempersiapkan generasi muda yang berakhlakul karimah, berkarakter Pancasila, berprestasi, inovatif dan selalu siap untuk menjadi generasi pembelajar sepanjang hayat demi tercapainya generasi muda yang merdeka serta dapat memberikan sumbangsi terbaik untuk agama, bangsa, dan negara.

Akan tetapi, cita-cita yang diinginkan dalam suatu pendidkan tak sepenuhnya selalu mendapatkan kemudahan dalam pengimplementasiannya. Selalu saja ada problematika yang mendasar hingga kompleks dan bahkan selalu menghadirkan disparitas yang begitu ketara antara kebijakan dan juga penerapan di lapangan. 

Contohnya isu tentang pergeseran atau kritis adab di lingkungan sekolah. Sebagai guru kita dihadapkan dalam satu sgadgituasi bahwa di era yang serba digital saat ini, kita harus bisa beradaptasi dan juga mengarahkan siswa dan siswi untuk belajar menggunakan sarana digital yang tersedia. Namun, sebagai guru tak sepenuhnya kita dapat mengontrol dan mengawasi segala aktivitas yang dilakukan peserta  didik dalam menggunakan gadget. 

Alhasil, konten-konten yang dinikmati pun mulai dari sajian video game hingga plaform streaming/tayangan tertentu menjadi konsumsi sehari-hari yang wajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun