Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Membedah Kekuatan Manchester United Musim Depan Era Erik Ten Hag

18 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 19 Juli 2022   04:41 1700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Manchester United, Erik Ten Hag. Sumber: AFP/Jack Taylor via Kompas.com

"Glory glory Man United...", Mungkin kutipan lagu yang sering dinyanyikan dan disuarakan oleh suporter fanatik Manchester United di tahun 2013 lalu kala Tim Setan Merah asuhan SIr Alex Ferguson mampu mencapai tahun terbaiknya nampaknya akan kembali sering kita dengarkan di tahun 2022 ini. 

Bukan tanpa sebab, pasalnya Manchester United yang sejak ditinggalkan Sir Alex Ferguson pada tahun 2013 lalu seakan terlempar dari apa yang kerap di sebut "the big four". 

Sejak musim 2014, MU seakan kehilangan magisnya sebagai salah satu tim sepakbola terbaik di dunia dengan status tim legenda dan gelimang prestasi. 

Mulai dari masalah gonta-ganti pelatih, perekrutan pemain yang tak membuahkan hasil signifikan, kehilangan kualitas permainan terbaik, sampai permasalahan-permaslahan internal yang kerap terpublikasi selama musim 2014 hingga tahu 2022. 

Padahal, jika kita melihat rekam jejak Manchester United di musim 1999 dan 2008 kala MU berhasil menjadi juara Liga Champions Eropa serta kompetisi domestik Negeri Ratu Elizabeth kita kerap terhipnotis dengan sejarah yang begitu luar biasa diraih MU kala itu. 

Hanya dengan satu sosok pelatih Sir Alex Ferguson saja, Manchester United telah mampu membuat persaingan liga Inggris yang dikenal sebagai salah satu liga terbaik dunia menjadi sangat nyaman ditonton. 

Pemain-pemain MU kala itu macam Peter Schmeichel, Eric Cantona, Ole Gunaar Solkjaer, David Beckham, Andy Cole, Dwight Yorke, Ryan Gigs, Paul Scholes, Rio Ferdinand, Wayne Rooney, Hingga sang mega bintang berasal dari Portugal yaitu Cristiano Ronaldo telah memberikan banyak aksi menawan dan suguhan permainan baik individu maupun secara kolektivitas tim yang membuat siapapun pasti rindu akan segala hal tentang Manchester United.

Namun, kenangan ya tinggallah kenangan. MU setelah era Sir Alex Ferguson berakhir terus mengalami kemerosotan dan kerap kesulitan menjuarai kompetisi domestik apalagi eropa sekelas Uefa Champions League. 

Datangnya Louis van Gaal pasca berhasil membawa Timnas Belanda menjadi semifinalis sekaligus juara ketiga ajang Piala Dunia tahun 2014 nyatanya tak membawa MU mencapai performa terbaiknya. MU justru hanya mampu berada di peringkat 4 klasemen akhir di musim 2014/2015. 

Lanjut ke musim berikut-berikutnya pasca Louis van Gaal dipecat dan digantkan Jose Mourinho, David Moyes, Ole Gunaar Solkjaer, Michael Carrick, hingga Ralf Rangnick juga tak membawa perubahan signifikan bagi Manchester United. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun