Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Guruku Pahlawanku: Masih Wajarkah Pekerjaan sebagai Guru Dipertanyakan?

13 Mei 2022   08:00 Diperbarui: 13 Mei 2022   08:09 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(MP Negeri 4 Samarinda/Aktivitas dalam kelas-Dokpri)

"Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa", ungkapan tersebut agaknya tak terlalu berlebihan, jika berbicara tentang masalah profesi menjadi guru, tentu banyak saja manusia di muka bumi ini khususnya di Negara "+62" atau negara tercinta yakni Indonesia yang sering bertanya sembari menyindir, buat apa sih jadi guru? Atau begini, "kok maunya sih jadi guru?. 

Pertanyaan yang seperti itu layaknya harus sedikit dibungkam dengan jawaban yang elegan, misalnya, karena menjadi guru lebih dari sekedar profesi dan pekerjaan,  menjadi guru adalah salah satu pekerjaan yang mulia yang mampu membantu mempersiapkan masa depan anak-anak Indonesia serta menjamin kesejahteraan mereka untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

Sebagai negara yang berpenduduk hampir berjumlah 273 juta jiwa berdasarkan data Kemendagri tahun 2021. Tentu negara Indonesia telah dikenal masyarakat luas sebagai salah satu negara di dunia yang berhasil menghasilkan para pemikir, pendidik, tokoh pendidikan, hingga para intelektual yang mampu berbicara banyak bukan hanya di Indonesia, melainkan sampai ke forum internasional. 

Nama-nama seperti Ir Soekarno, Mohammad Hatta, B.J Habibie, H. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, Pramoedya Ananta Toer, Poerbatjaraka, Arie Fredrik Lasut, Gus Dur, Nurcholis Majid, dan masih banyak lagi merupakan para tokoh yang berperan besar bagi perkembangan bangsa Indonesia menuju ke arah yang lebih baik khususnya dalam bidang pendidikan. 

Sehingga, agak wajar apabila banyak orang yang memilih bekerja sebagai seorang guru atau pendidik guna meningkatkan kualitas pemikiran, memperkaya khazanah keilmuan, hingga mencari kesejahteraan hidup melalui profesi seorang guru. Nah yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, sudah sejauh mana kesejahteraan seorang guru yang ada di negara Indonesia saat ini?

Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas pengajar dan juga sistem serta proses pengajarannya. Pada gilirannya, guru merupakan satu-satunya komponen terpentng untuk menjaga kualitas pengajaran karena pengetahuan dan keterampilan individual guru sangat memengaruhi pembelajaran dan prestasi anak didik (Barber dan Mourshed dalam Asep, 2017: 5). 

Saat ini, sudah banyak tersedia pelatihan dan bimbingan yang dikhususkan untuk peningkatan kualitas guru di Indonesia. Siapapun bisa mendapatkan dan menjalaninya jika telah menyelesaikan pendidikan formal sarjananya. 

Mulai dari program Kemendikbud, lembaga pelaksanak bimtek bagi guru maupun pengajar swasta, dan lain sebagainya. Bahkan pasca pengangkatan menjadi ASN pun, guru tetap diberikan pelatihan dan peningkatan keprofesian di sekolah agar kualitas sebagai guru tetap meningkat dan semakin baik ke depannya.

Coba berhenti membaca sejenak, paparan di atas merupakan fasilitas yang akan didapatkan oleh seorang guru apabila anda telah diangkat menjadi seorang ASN, hak dan kewajiban yang harus diberikan dan dilakukan tentu seimbang dengan tanggung jawab yang telah dibebankan kepada seorang guru. Namun coba anda simak ulasan berikut ini, mungkin akan memberikan sedikit gambaran serta alasan tentang mengapa pekerjaan sebagai guru masih kerap disepelekan atau dipertanyakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun