Mohon tunggu...
Rahmat Andriansyah
Rahmat Andriansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat kopi, buku, dan rintik hujan dalam pelukan seseorang

Thinker

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Makan Ayam dan Telur, Nggak Masalah!

7 Januari 2021   23:58 Diperbarui: 8 Januari 2021   00:06 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Daging dan telur ayam merupakan bahan makanan yang umum dikonsumsi oleh kebanyakan keluarga di Indonesia. Selain mudah didapatkan dan dapat diolah menjadi berbagai panganan lezat, harganya pun relatif terjangkau. Kedua bahan tersebut bisa didapatkan di pedagang keliling maupun warung bahan makanan yang berjualan di sekitar area perumahan. Bahan-bahan tersebut juga menjadi bagian dari makanan khas nusantara. Kemudian, meskipun sering fluktuatif, harga keduanya masih dalam jangkauan kemampuan membeli masyarakat.

Namun kondisi ini tidak menjadikan bahan tersebut menjadi diet utama masyarakat Indonesia. Seringkali dua bahan tersebut dihindari, bahkan dipersalahkan, dengan alasan mengganggu kesehatan. Masing-masing bahan makanan tersebut memiliki penilaian negatif, yaitu ayam yang disuntik hormon pada saat pemeliharaan dan telur yang menjadi penyebab naiknya kadar kolesterol pada tubuh.

Persepsi masyarakat tentang ayam disuntik hormon tidak lepas dari ulah beberapa peternak yang yang menyuntikan hewan ternaknya dengan hormon estrogen, dan kemudian menemukan hewan tersebut mengalami percepatan pertumbuhan. Karenanya hormon estrogen tersebut disebut hormon pertumbuhan (growth hormone). Namun perlakuan ini tidak logis untuk diterapkan pada peternakan ayam komersial. Melakukan penyuntikan hormon akan memakan biaya cukup besar. Mulai dari pengadaan hormon estrogen sampai dengan menyuntik ayam satu per satu.

Sebagai antisipasi pemerintah Indonesia melakukan bentuk perlindungan konsumen melalui Undang-undang No.18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Pertumbuhan ayam (broiler) dapat lebih cepat dibandingkan ayam lokal/kampung, disebabkan ada perbedaan genetika yang terseleksi antara keduanya. Proses peternakan komersial tentu perlu menghitung efisiensi pada saat pemerliharaan. Ayam yang cepat tumbuh akan lebih menekan biaya peternakan. Dengan prosedur pemeliharaan dan pemberian pakan yang teratur, biaya yang dikeluarkan sangat efektif menghasilkan ayam konsumsi.

Akan tetapi tetap ada potensi bahaya dari produk daging ayam bagi kesehatan manusia, antara lain

  1. Infeksi bakteria Salmonela dan Campylobacter
    Salmonella adalah bakteri yang umum ditemukan pada ayam, khususnya di bagian yang terpapar kotorannya. karenanya bakteri ini mudah tersebar di peternakan unggas. Sedangkan Campylobacter biasanya hidup pada bagian jeroan ayam. Salmonella dapat menimbulkan diare pada manusia yang mengkonsumsinya. Tingkat keparahan tergantung kondisi imun masing-masing. Sedangkan Campylobacter merupak bakteri penyebab disentri
  2. Mengandung logam berat
    Terdapat penelitian yang menemukan bahwa daging ayam juga tercemar logam berat (Kadmium (Cd), Besi (Fe), Seng (Zn))
  3. Mengandung antibiotik
    Ada juga penelitian yang menemukan ayam diberikan suntikan antibiotik untuk menghindari infeksi bakteri

Cara aman mengolah ayam broiler, agar kandungan bakteri, logam berat, dan antibiotik yang ada hilang atau berkurang ke level aman untuk kesehatan manusia

  • Simpan daging ayam yang belum dimasak dalam wadah tertutup dan bekukan dalam kulkas
  • Masak matang daging ayam, tandanya tidak ada lagi darah pada daging
  • Merebus ayam adalah cara terbaik mengurangi kandungan logam berat pada ayam
  • Pisahkan alat pengolahan dan wadah penyimpanan antara ayam mentah dan ayam yang sudah dimasak
  • Cuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum dan setelah mengolah ayam

Lalu bagaimana dengan kulit ayam, apakah aman dikonsumsi?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut mari kita lihat kandungannya. Dalam 100 gram kulit ayam mengandung 9 gram lemak (berupa 30% lemak jeniuh dan 70% lemak tak jenuh). Dengan berat yang sama, kulit ayam mengandung 109 mg kolesterol. Dengan demikian, mengkonsumsi daging ayam beserta kulit menambah kalori, kolesterol, dan lemak untuk tubuh manusia. Kulit ayam mengandung Omega-9 (asam oleat yang mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung). Asam oleat juga membantu penyerapan vitamin dan menstabilkan suasana hati.

Konsumsi berlebihan kulit ayam bisa meningkatkan kolesterol dan risiko penyakit jantung, memicu diabetes tipe 2, rheumatoid arthitis, asma,  dan kanker. Mengonsumsi kulit ayam menambah asupan kalori dan lemak jenuh, yang jika berlebihan dapat meningkatkaan risiko obesitas sebagai pemicu berbagai penyakit kronis.

The American Heart Association menyarankan batas konsumsi lemak jenuh hanya 13 gram setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun