Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah yang Malang

28 Mei 2023   20:27 Diperbarui: 28 Mei 2023   20:30 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angel sangat menyukai malam. Kenapa? Tanya saya. Ujung bibirnya terangkat, Angel senyum manis, barangkali yang termanis. Kenapa kau tanyakan? Jawabnya bertanya.
Tentu saja, saya tak tau semenjak kapan? Balas saya, kerna saya mengenal perempuan kurus ini memang sudah demikian adanya.

Baiklah! Aku menyukai malam kerna aku suka berjalan melewati jendela-jendela mereka!
Maksudmu?
Aku bisa mendengar bahkan membayangkan di setiap jengkal suara di dalam rumah penghuninya!
Hanya itu?

Angel kembali terkulum, bibir merahnya merekah di wajahnya yang salju. Dan saya enggan untuk lebih mencampuri urusannya, meskipun masih kepo dengan apa yang dikerjakannya di saban malam.

Hingga di satu malam yang telah pekat, saya berjumpa dengan Angle, di pedestrian panjang menyusur deretan rumah-rumah besar. Saya tau itu Angel dengan gaya berjalan pelan dan lembut seperti mengapung.

Angel! Saya memanggilnya. Dia berbalik menoleh. Ssst..! Katanya sembari menempelkan jari ke bibir.
Saya berjingkat mendekat, tetapi sepertinya dia tak menghendaki keberadaan saya. Kau menjauhlah! Bisiknya.

Maaf Angel, eehh...saya sedang tidak baik-baik saja! Biarkan saya mengikutimu! Jawab saya.
Ah! Kau separuh mabuk! Katanya. Saya mengangguk sedikit terhuyung.
Tolonglah! Paling tidak biarkanlah saya bersamamu! Desak saya.
Perempuan itu lama menatap saya. Oke, sekali ini saja! Dan anda harus menutup mulut anda! Perintahnya.
Siap! Kata saya masih bergoyang.

Saya pun mengikuti di belakangnya,  berjalan dari pintu ke pintu, dari satu jendela kesatu jendela, di dalam kesesakkan malam.
Hingga Angel berhenti di satu jendela rumah yang besar dan dirinya mematung, sehimgga kami bisa mendengar suara lembut keluar dari kisi jendela, nada suara orang yang berserah dan berdoa. Angel menekuni beberapa lama dan bicara sendiri.

Rumah ini berisi keluarga yang berharapan, penuh cinta dan ketika muda dan kesehatan berlalu mereka menerima apa yang seharusnya! Katanya hampir sepi diseling oleh bunyi tangisan dari rumah yang sedang meneteskan air mata.

Aku akan membawanya! Kata Angel memasuki rumah itu. Dan tak lama dia keluar rumah menggandeng seorang tua yang wajahnya bersinar.

Angel, kau....! Saya tak meneruskan kata, saya merasa begitu goyah karena mabuk. Angel dan kakek itu berdampingan meneruskan langkahnya, kembali  menyusuri di jalur deretan rumah-rumah. Saya masih mengikuti dengan tubuh saya yang semakin goyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun