Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalan yang Lama

17 Juni 2022   14:23 Diperbarui: 17 Juni 2022   14:25 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by pixabay.com

Saya mengeluarkan uang kecil dari kantung celana linen dan orang kedai itu memberikan pak rokok yang saya maksud, lalu saya merobeknya dan menyulut sigaret putih dan asapnya bersautan kerna menyedotnya berturutan. 

Beberapa api kecil jatuh mengabu di jas wool saya yang fire proof tak membekas senoda pun, saya berjalan kembali ke mobil sport saya dan mengambil tempat di jok kemudi. 

Serentak saya membuka kembali pintu tebal vehicle sesaat menyadari selipatan kertas dijepitkan pada wiper kaca. Saya melerai dan mengurai kertas, membaca tulisan tangan singkat yang kacau.  

Hey, old man! Telepon aku sesekali! Kau tau, namaku masih tertulis di daftar buku telepon!
Tanda tangan perempuan.
Dibawahnya tertulis, Si tatapan mata coklat muda.

Segera saja saya sudah mengenal tulisan model begini, tulisan tangan yang tidak bisa menguap begitu saja dari otak kepala saya seperti scanning. Tulisan dengan goresan dalam dan kasar dengan aksara besar meskipun surat itu tak menyirat nama.

Kepala dalam saya meremind, bahwa ini sudah berlangsung kelipatan dua tahun saya harus merelakannya, tepatnya dia, perempuan tersurat ini, menghempaskan saya saat kehidupan saya menukik ke skala nol. 

Tidak mencapai dua tahun menghidupinya glamor, prosperiti saya lesat terkuras. Tentu saja saya mencintainya dan memanjakannya, tetapi dia seperti menyalibkan saya selama dua tahun. Sehingga saya mendekati kematian kedua setelah bangkit dari satu kematian sebelumnya.

Saya kembali ke bangku kendaraan sport saya dan memandang lurus menembus kaca depan, seperti memilah bahwa baru kemarin kejadian itu berkisah.

Aku hanyalah perempuan kedua yang mengikuti jalan perempuan pertama yang telah menyalibkan kamu selama lima tahun itu! Kau mengerti? Teriakannya masih saja saya dengar di dalam batok saya yang muncul sesekali di dalam nightmare.

Saya terdiam, bahwa kematian pertama saya lima tahun lalu itu begitu g*bl*k, perempuan pertama yang menyalibkan saya selama lima tahun menghempaskan saya dari kemewahan ke jurang kekerean. Segala properti, saham, kendaraan dan intan permata, hanya seperti benda yang lenyap ke balik samudra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun