Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Melawan Myanmar, Timnas Berada di Persimpangan Komposisi

14 Mei 2022   16:20 Diperbarui: 14 Mei 2022   16:35 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Twitter/Marc Klok

Ketiadaan komposisi yang belum maknyus bisa membuat kesebelasan Garuda kehilangan momentum di lapangan karena pencapaian keseimbangan komposisi Indonesia saat pertandingan sedang berjalan dirasakan memakan waktu yang cukup lama untuk mencapai ekuilibrium.

Penggantian pemain saat pertandingan berlangsung tidak lantas menjadikan pemain pengganti menjadi paralelsub bahkan supersub, kebanyakan penggantian pemain Timnas di lapangan menjadikan sistem menjadi undersub sehingga kesebelasan menjadi pincang.
Mencari aman, pelatih Shin akan mendudukkan skuad dengan komposisi baku dan formasi yang lebih nyaman bagi tim sebelas. 

Barangkali ini yang akan diturunkan Mr. Shin dalam pertandingan krusial melawan Myanmar. Tidak akan ada unjuk kebolehan struktur sebelas dengan unsur  Ronaldo Kwateh dan Marselino Ferdinan. 

Posisi klasemen Indonesia memang lebih menguntungkan dibanding Myanmar, dalam laga ini, Myanmar turun tanpa alternatif, hanya 1 tujuan yaitu harus menang, sedang Indonesia tidak harus menang, draw saja sudah cukup. Keuntungan Indonesia ini sekaligus menjadi kerugian karena menawarkan 2 tujuan, seri atau menang, atau dua-duanya, atau sukur-sukur bisa menang. 

Tim Garuda akan berada di 2 tawaran persimpangan bermain  yang menggoda, yaitu bermain dengan beberapa komposisi, juga bermain untuk seri atau menang. Konsentrasi Timnas bisa terbelah atau overthinking, dibandingkan Myanmar sebagai underdog dengan 1 pilihan linier yaitu menang.

Jadi bagaimana caranya menghadapi Myanmar? YNTKTS (Ya Ndak Tau Kok Tanya Saya). 

Namun belajar dari lawan-lawan yang telah dihadapi oleh Timnas, bisa setidaknya menjadi acuan kekuatan diri sendiri. Misalnya saat Timnas melumat Filipina, bukan hanya tim Garuda Muda memenangkan permainan, tetapi juga memperlihatkan signature pemain kita. 

4 gol yang disarangkan ke jala Filipina itu asli hasil dari matriks pergerakan di lapangan dengan skill individu yang terlihat, bukan tendangan spekulasi, scrimmage atau penalti handsball  dan lain ketidak sengajaan gol. 

Tetapi ada hal lain yang terlihat kasat mata bahwa Filipina bermain jelek saat berhadapan dengan Timnas. Grafik Filipina turun terus, bagus melawan Vietnam, cukup melawan Myanmar dan jelek melawan Indonesia. Mungkin saat laga ke 3 nya yang menghadapi Indonesia Filipina sudah lelah staminanya.

Menurut pendapat saya Myanmar tidak juga lebih baik dari Filipina, bahkan beberapa hal Filipina lebih rapih dibandingkan Myanmar dalam mengaplikasikan formasi yang diinginkan pelatihnya di lapangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun