Ketiadaan komposisi yang belum maknyus bisa membuat kesebelasan Garuda kehilangan momentum di lapangan karena pencapaian keseimbangan komposisi Indonesia saat pertandingan sedang berjalan dirasakan memakan waktu yang cukup lama untuk mencapai ekuilibrium.
Penggantian pemain saat pertandingan berlangsung tidak lantas menjadikan pemain pengganti menjadi paralelsub bahkan supersub, kebanyakan penggantian pemain Timnas di lapangan menjadikan sistem menjadi undersub sehingga kesebelasan menjadi pincang.
Mencari aman, pelatih Shin akan mendudukkan skuad dengan komposisi baku dan formasi yang lebih nyaman bagi tim sebelas.Â
Barangkali ini yang akan diturunkan Mr. Shin dalam pertandingan krusial melawan Myanmar. Tidak akan ada unjuk kebolehan struktur sebelas dengan unsur  Ronaldo Kwateh dan Marselino Ferdinan.Â
Posisi klasemen Indonesia memang lebih menguntungkan dibanding Myanmar, dalam laga ini, Myanmar turun tanpa alternatif, hanya 1 tujuan yaitu harus menang, sedang Indonesia tidak harus menang, draw saja sudah cukup. Keuntungan Indonesia ini sekaligus menjadi kerugian karena menawarkan 2 tujuan, seri atau menang, atau dua-duanya, atau sukur-sukur bisa menang.Â
Tim Garuda akan berada di 2 tawaran persimpangan bermain  yang menggoda, yaitu bermain dengan beberapa komposisi, juga bermain untuk seri atau menang. Konsentrasi Timnas bisa terbelah atau overthinking, dibandingkan Myanmar sebagai underdog dengan 1 pilihan linier yaitu menang.
Jadi bagaimana caranya menghadapi Myanmar? YNTKTS (Ya Ndak Tau Kok Tanya Saya).Â
Namun belajar dari lawan-lawan yang telah dihadapi oleh Timnas, bisa setidaknya menjadi acuan kekuatan diri sendiri. Misalnya saat Timnas melumat Filipina, bukan hanya tim Garuda Muda memenangkan permainan, tetapi juga memperlihatkan signature pemain kita.Â
4 gol yang disarangkan ke jala Filipina itu asli hasil dari matriks pergerakan di lapangan dengan skill individu yang terlihat, bukan tendangan spekulasi, scrimmage atau penalti handsball dan lain ketidak sengajaan gol.Â
Tetapi ada hal lain yang terlihat kasat mata bahwa Filipina bermain jelek saat berhadapan dengan Timnas. Grafik Filipina turun terus, bagus melawan Vietnam, cukup melawan Myanmar dan jelek melawan Indonesia. Mungkin saat laga ke 3 nya yang menghadapi Indonesia Filipina sudah lelah staminanya.
Menurut pendapat saya Myanmar tidak juga lebih baik dari Filipina, bahkan beberapa hal Filipina lebih rapih dibandingkan Myanmar dalam mengaplikasikan formasi yang diinginkan pelatihnya di lapangan.Â