Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ikan di Lemari Pendingin

14 Mei 2022   00:02 Diperbarui: 14 Mei 2022   00:08 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from pixabay.com

Perempuan di supermarket itu merunduk membelakangi saya, bahunya terbuka putih dan rambutnya blonde terurai membelah lehernya, pramumarket itu cantik saya pikir, dia sigap dengan lengannya mengatur rak-rak ikan segar yang besar seorang diri.

 Sementara di sampingnya 2 buah kotak kaca tebal tempat ikan-ikan hidup berrenang berdesakan menemaninya. Perempuan muda itu memakaicelemek berwarna kelabu menandakan bahwa ruang disitu adalah area hazardous bagi pengunjung atau pembeli dimana seseorang tidak bisa seenak udelnya memegang ikan-ikan yang ditampilkan baik di meja kaca yang lebar maupun yang hidup berair terkait standar keselamatan atau K3.

Saya pun merunduk dan memandang bahwa ikan-ikan itu seperti tersebar di mana-mana, berbagai warna, berbagai bentuknya dan hampir semuanya berukuran ekstra besar, kulitnya yang kasar dan masih asli terlihat alami belum terbersihkan,  terlihat mata ikan-ikan itu menatap ke arah saya.

Seorang lelaki yang sudah lebih dahulu berdiri di depan saya, menunjukkan jarinya  ke ikan emas, seekor golden fish berwarna merah muda.
Aku menginginkannya Nona! Katanya menunjuk golden fish berukuran besar.
Ah! Baiklah! Kata pramuikan itu.

Perempuan blondie itu dengan sigap mengangkat tubuh ikan pink besar dari lemari kaca dingin yang berasap embun, dia mengangkutnya ke timbangan besar di atas meja besi, melihat nyala angka digital timbangan lalu menuliskannya di notanya. Dengan satu kali ayunan dia memindahkan ikan jambon itu kedalam lori kecil untuk bisa ditarik lelaki pembeli itu.

Ini nota beratnya!
Nona pirang memberikan nota dan gerobak lori yang memuat ikan goldfish yang tampak menjulurkan kepalanya ke luar kisi keranjang dorong, tampak bibir ikan itu tebal memerah seperti bergincu, matanya bulat dan bertitik hitam di tengahnya sementara siripnya di atas punggungnya tampak seperti mahkota wanita di acara miss-missan.

Tak lama lelaki itu pergi dengan goldfish raksasanya, saya masih merasa seakan memilih ikan yang lain, yang saya pikir asal bukan
ikan merah muda itu. Ya, katakan tidak kepada ikan berwajah cantik itu! Kata saya dalam hati.

Pramuwati mahluk air itu membalikkan tubuhnya dan memandang saya.
Apakah anda juga memilih goldfish? Tanyanya.
Ah! Bukan.. bukan! Jawab saya.
Oke! Anda bisa mengatakannya jika sudah memilihnya. Balasnya.
Tidak! Eehh.. Tetapi apakah ikan goldfish itu sepadan? Tanya saya.
Maksud anda?
Apakah orang itu selalu membeli ikan cantik besar merah itu?
Anda menerka dengan baik! Dia selalu membelikan ikan merah muda itu untuk istrinya! Beberapa kali lelaki itu mengatakannya. Perempuan ikan itu menjelaskan kepada saya.
Oh.. begitu! Jawab saya mantuk-mantuk.
Ya, seperti itu! Katanya menyetujui.

Lalu gadis berambut pirang itu kembali larut ke dalam tugasnya menyirami meja besi pembersihan ikan dan menuang daleman ikan seperti insang, hati , telur dan gumpalan darah beku ke dalam kontener besar limbah.

Dan saya telah menetapkan pilihan, saya pun menyapa perempuan pramu mahluk air itu.
Saya pikir saya akan mengambil ikan Todak! Kata saya, tampak dia mengangkat alisnya tinggi dengan dahi yang berkerut pula.
Maksud anda swordfish?
Betul adanya! Ikan bertombak itu!
Sangat jarang orang memilihnya, dan kami hanya memiliki 1 stock. Tetapi apakah anda sedang menghadapi tantangan? Maaf, barangkali saya terlalu jauh! Anda bisa mengabaikan kata-kata terakhir saya. Kata perempuan itu.
Ah, tidak mengapa, saya tidak mudah tersinggung! Jawab saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun