Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tim Muda Indonesia Mulai Mendekati Tahta Sepak Bola Asia Tenggara

28 Desember 2021   15:19 Diperbarui: 28 Desember 2021   15:45 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Instagram PSSI

Malam Natal yang berkeringat di rumput Kallang. Putus asa, patah hati, kerendahan ejekan, harapan setipis jurang, permainan di batas mortal. Keajaiban! Barangkali bisa lebih bejibun kata hati yang bisa dikeluarkan untuk laga kombat Indonesia-Singapura kala itu. 

Dan pemenang hanyalah satu, selebihnya hanya kekalahan, yang ampas gaungnya adalah seandainya-seandainya. Seandainya wasit, seandainya penalti, seandainya offside, seandainya kartu dan seandainya yang bertumpuk-tumpuk.

Pemain-pemain cakap Singapore menatap asa, Faris Ramli menangis deras di rumput sehingga melelehkan jersey birunya menjadi noktah true blue di green Kallang. Blues banget untuk pasukan Singapore, mereka menundukkan glowingnya dan berusaha mengumpulkan cahayanya, tetapi singa meraung.

Kallang Stadium yang segala riuh mulai merendah sunyi, sepi, setenang sungai Kallang di selatan. Para fans, The Lions Brigade, masih terbeku memegang merah putih bulan sabit 5 bintang. Mereka bangkit berdiri bernyanyi, mengambil tepuk tangan meskipun bukan Viking Thunder Claps. 

Tapi ini sebagai penghormatan kepada kapten Harris Harun yang sedang menenangkan semenjana, sementara lapisan kaca di mata Ikhsan Fandi tak urung sirna. Mengapa kemegahan demikian dekat hanya beberapa mili dari kaki lelaki-lelaki teguh? Ketika bertarung bagai singa luka, hanya Garuda pemenangnya, dan Indonesia memiliki segala permainan dan kemewahan pemain-pemain.

Kini Kallang MRT station akan segera normal kembali, berbeda hampir 180 derajat, saat datang membawa harapan dan pulang menyisakan kenangan yang susah dienyahkan. Kereta-kereta program ini tetap saja tidak ambil pusing, mereka datang setiap 6 menit membukakan pintu penumpang. Mengambil jalur hijau east-west satu-satunya, untuk kemudian bersilangan di warna lain. 

Jika menyilang di City Hall dan memungut warna merah north-south, segeralah menjelang Dhoby Ghaut. Berhenti disana bisa membuang lara renjana, berjalan ke barat dan menyerap jalanan Orchard yang benderang, atau mengambil lawan arah karena sudah menanti Bay Marina, buat melupakan nestapa. Banyak pilihan memang, namanya juga Singapura, yang menyimpan segala ada, tapi kini menyimpan kekalahan dan patah hati.

Anak-anak lelaki bola Indonesia masih berdiri disitu, mereka usai bernyanyi dengan penuh siraman air kemasan dan air mata di dalam ruang ganti. Kini mereka kembali berlatih ke Bukit Gombak memulihkan udara. Menikmati MRT merah north-south dari Somerset-Orchard taklah mengapa, melangkahi 20 pemberhentian ke ujung barat merambah kota kebun kanuragan ini.

Kami sudah mencapai final! Sebuah impian yang sebelumnya tak masuk di jalan akal, dan kembali akan bertarung melawan Thailand ke 6 kalinya di final. Mungkin ini momen Garuda untuk menduakan Muangthai, setelah melewati dramatikal yang mematikan. Lelaki-lelaki sepakbola Indonesia masih tetap menawan, mungkin kita bukan terbaik di Asean, tetapi kita memiliki pemain-pemain seniman. Cara bermain yang berbeda dari buku sepakbola atau kiblat Eropa.

Singapura boleh memainkan setpiece, Vietnam memainkan power, dan Thailand memainkan pengendalian, tapi kita bermain keindahan, tidak merusak lapangan untuk kemenangan, kita menggambar permainan di papan lapangan dari hati bukan teori. Apapun hasilnya nanti, kelak Indonesia akan dikenang dengan pemain-pemain penuh imaji seperti penari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun