Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Desember

8 Desember 2021   22:59 Diperbarui: 8 Desember 2021   23:02 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber dari pixabay.com

Pintu pun terbuka, menampakkan pasangan lelaki dan perempuan yang basah. Berpakaian sederhana tapi berwajah sinar, sang lelaki bertangan kokoh membawa peranti perjalanan yang sarat, wajahnya bergaris kuat persegi, sedang sang wanita yang rapat di sebelahnya sedang mengandung tua, parasnya spesial, bening dan cantik, cahaya matanya pengampun. 

Tiba-tiba saja hampir semua kanak bertimbun di pintu panti, mereka menyambut kedua tamu itu seperti menyambut pesta yang demikian silam dirindukan. Ibu suri panti ikut juga nimbrung, terpaku menatap tamu senjanya yang seperti pagi, bersinar mentari.

Kami memerlukan sekedar saung buat beristirahat. Maaf ini istri saya yang terlihat mulai kelelahan!
Si bapak tegap memohon. Ibu tua sregep mengambil kedua tangan ibu ayu yang hamil itu, lalu menariknya lembut memasuki ruang panti yang hangat. 

Anak-anak berlarian, membawa handuk yang paling bersih, beberapa anak lelaki membawakan baki berisi teko teh hangat dan cangkir terbaik,  juga minyak atsiri, sebagian lagi terlihat berlarian menyiapkan kamar tamu yang selama ini kosong  dan gelap seperti yakin telah tiba cahaya bintang gemerlap. 

Tiba-tiba saja atmosfer panti asuhan yang tua menjadi benderang, beraroma daun cemara dan riuh bagai pesta. Pasangan tamu yang mirip tukang kayu itu pun dipersilakan duduk di sofa khusus undangan yang jarang digunakan, mereka duduk dengan sederhana dengan wajah penyayang.

Selanjutnya panti menjelma bingar, sampai waktu tidur tiba, kanak-kanak penghuni masih merasakan mimpi indah yang tak pernah didapat. Sementara tamu spesial bagi mereka lelap di dalam kamar spesial pula.  

Ketika hari pagi menjelang bocah Bebi berjingkat membuka pagi, dia melihat tamu semalam berpamitan kepada ibu suri, dia mendengar cakap, bahwa perjalanan mereka masih cukup jauh dari tujuan. 

Kanak lain maish lelap dalam selimutnya, Bebi mengendap memperhatikan kedua tamu cemerlang itu melangkah meninggalkan asrama panti. Kali ini Bebi mengeluarkan air matanya yang tak pernah.

Seandainya mereka mau mengambilku menjadi ayah dan ibuku?
Putri kecil itu telah meneguhkan hatinya untuk menjadi seorang anak perempuan seperti silamnya.
Dia merindukan Yos dan Meri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun