Kalo serangan dropshot lawan sepertinya bukan persoalan baginya. Jangan coba menyerang dengan dropshot, karena Jorji akan menjangkaunya dengan ukuran yang paling ujung di senar raketnya sekaligus mengembalikan bola dengan arah yang tidak terduga untuk mematikan lawan.
Gregoria sebentar lagi bisa jadi akan merupa menjadi pemain tunggal putri elite yang komplit dengan menghapus kekurangan minornya, terutama kestabilan dalam posisi keunggulan angka. Seperti yang terlihat di sepanjang permainan selama ini, Jorji seperti ingin menghentikan sesegera mungkin permainan saat unggul angka.Â
Kalo untuk skor ketat, Jorji memiliki kedinginan yang menciutkan lawan. Beberapa kali skor deuce atau two, Jorji tak terlihat goyah menghadapi momen kritis seperti ini, malah tampak dia menikmatinya.
Daya tarik lain yang tak kalah menarik adalah keluguan Jorji yang kadang nyeleneh. Remaja ini kerap memegang kepala atau menunjukkan telunjuknya sementara bibirnya entah berbicara apa, barangkali memarahi diri sendiri atas kesalahan yang dilakukaknnya.Â
Yang lebih seru dan membuat senyum adalah, saat kegagalannya mengambil bola jauh sehingga tubuhnya sampai terjatuh di vinyl lapangan, Jorji akan melengkapi jatuhnya menjadi satu gulingan atau melengkapinya dengan gerak slow motion. Jika dia harus jatuh satu gulingan, Jorji akan menambahkan setengah atau satu gulingan lagi dan bangkit dengan gerak lambat. Ini bukan gimmick tapi mungkin satu karakter untuk meresapi usaha susah payah yang belum berhasil menjadi motivasi selanjutnya.
Jorji juga gadis pemberani untuk tidak ragu melakukan protes berbagai hal kepada wasit, dan pengamatan Jorji terhadap apa yang dikemukakan kepada wasit biasanya tajam dan menohok.
Kali ini perjalanan positip Gregoria Mariska mulai menampakkan cahayanya. Semoga Gregoria menjadi ujung dari penantian tunggal putri Indonesia yang telah tertinggal jauh di belakang.
