Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Transaksi

2 September 2021   14:27 Diperbarui: 2 September 2021   14:33 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber dari pixabay.com

Setelah itu dilakukan, pedagang membaca daftar nilai tukar , lalu memberikan nilai pembayaran sesuai harga pasar. Nilai itu diperlihatkan kepada penjual, dan dijelaskan bahwa itulah nilai yang pantas diperolehnya.

Selesai! Tutup sang pedagang mengakhiri transaksi.

Aku mendekati orang yang selesai itu. Berapa nilai transaksi kali ini? Tanyaku.
Susah! Susah sekali naik harganya! Jawabnya tergesa.
Kau lebih baik mempersiapkannya! Dan jangan ada drama! Tambahnya menasehatiku.
Dan kau tau? Mereka menimbangnya dengan sempurna dan begitu pelit! Dia menambahkan.

Setelah orang itu berlalu, aku merenung lebih jauh, sekarang atau nanti, kupikir aku sudah mengambil pilihan yang harus ditukarkan. Hanya satu hal, apakah setelah semuanya ini menjadi layak dengan tawaran yang diajukan, sekecil apapun nilainya, harusnya itu menjadi kebahagian yang tidak terukur dari seluruh kehidupan yang dipilih di bumi.

Lalu aku memutuskan untuk menjualnya, setelah matahari hampir menyentuh cakrawala. Sementara para 'Merchant' itu terlihat semakin indah di timpa garis-garis warna lembayung bola matahari yang rendah.

Ah! Akhirnya kau memutuskan juga? Kata orang bijak itu. 

Aku mengangguk sambil mengambil duduk di depan timbangannya. Pedagang itu melihatku dengan wibawa yang melekat, lalu lengan indahnya bergerak mengambil anak timbangan dan menaruhnya di lempeng sisi timbangannya.

Silakan! Lembut suaranya dia mempersilakanku memulai.

Perlahan ku keluarkan genggam debu demi debu yang kutaruh di piring timbangan sisi lawan dari anak timbangannya. Dan ternyata debu milikku masih terlalu ringan sementara anak timbangan di lawannya sama sekali tak beranjak naik.

Silakan! Pedagang itu memerintahkan lagi.

Ku keluarkan semua persediaan debu yang tersimpan di tubuhku, naik ke piring timbangan sisiku. Namun masih saja jomplang, anak timbangan hanya terangkat setengah, sementara  semua debu milikku sudah ku tumpahkan. Pedagang mengambil buku dan mencatat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun