Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Charlie Watts, Berhentinya Denyut Nadi The Rolling Stones

25 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 25 Agustus 2021   12:03 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Charlie Watts performs at Wembley Arena with Ronnie Wood / PA Archive. Sumber:eveningstandard.co.uk

Charlie Watts, drummer kesayangan Rolling Stones dan salah satu musisi paling dikagumi di era rock, meninggal dunia pada usia 80 tahun. Berita itu dikonfirmasi oleh humas Watts.

"Dengan sangat sedih kami mengumumkan kematian Charlie Watts yang kami cintai," kata sebuah pernyataan. "Dia meninggal dengan tenang di rumah sakit London hari ini dikelilingi oleh keluarganya. Charlie adalah suami, ayah, dan kakek yang disayangi dan salah satu penabuh drum terhebat di generasinya."

Charlie Watts adalah ketukan Rock'n'Roll.  Dia menggebuk tidak lebih dan tidak kurang, tapi dia adalah penanda bahwa ketukan drumnya adalah denyut nadi The Rolling Stones. Kelenturan dengan logat kental US Jazz, Charlie selalu membawa ayunan di kekerasan rock dengan ketenangannya yang sangat 'stylish'.

 Mengapa The Rolling Stones selalu hidup di sepanjang usia? Tak lain mereka memiliki jantung yang indah lewat lengan seorang Watts, pria bergaya dan seorang ikon drummer rock yang brilian. Hanya lima tahun bergelinding dalam The Rolling Stones, selebihnya hidupnya hanya bermain-main saja, katanya. Betapa bahagianya hidup.

Charlie berbuat apa yang dia suka,  tidak memakai perangkat multi-instrument drums layaknya grup rock, juga tak berselera untuk bersolo drum, dia hanya jujur dengan pengaturan empat drum yang sederhana, Kit 1957 yang kecil dan sangat minimalis, tapi memberikan 'backbeats' yang mendorong dan menarik ketidakteraturan rock'n'roll. 

Dia melakukannya untuk dirinya sendiri dan The Rolling Stones menerimanya dengan menurut pula, lalu menjelma menjadi satu band rock yang mengayun dunia. 

Watts memberikan ritme, lalu getaran dan terakhir gaya kepada sekawanan rocker band, Mick Jagger, Keith  Richards, Bill Wyman dan Ronnie Wood. Keempat  rocker 'seteru' nya ini, akan menjadi penurut kepada pukulan Charlie yang tepat, ayunan permainannya yang berakar pada perjalanan 'jazz jam' yang panjang  dengan setelan kaki yang kokoh.

Kontras Charlie Watts dengan The Rolling Stones itu menjadi keindahan yang sulit dilukiskan. Wajah batu Charlie dibandingkan dengan 'showboating' dari keempat lainnya, terutama Sir Mick Jagger menambah kontras yang sempurna. Drummer yang selalu berada di sudut kecil dan menyendiri ini, begitu menentukan degup suara Stones dari rofel pertama hingga pertunjukan mati tanpa suara. 

Mungkin dia serendah hati itu sebagai citra publik yang diperkirakan, Charlie adalah juga pelangi dari panggung  The Stones dengan tangan sarjana desain grafisnya hampir di setiap tur. Charlie Watts, mungkin adalah pria yang lebih rumit, dengan cinta mati 'jazz' nya diantara passion seni grafis, dalam kehidupannya yang 'suburb'.

Bahkan di awal 80-an, ketika booming Rolling Stones dengan album-album yang  sporadis, membuat goyah Jagger-Richard kedua petinggi Stones yang sering kali terbelah oleh bentrokan kepribadian dan perselisihan sengit tentang arah musik yang harus diambil oleh band. Namun Watts tidak pernah tersentuh, permainan drumnya tidak tergoyahkan, dapat diandalkan secara musik oleh teman-teman bandnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun