Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lionel Messi, Bisakah Sang "Dewa" Memindahkan Surga?

12 Agustus 2021   15:09 Diperbarui: 12 Agustus 2021   15:20 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi-Foto:IST (Sumber sindonews.com)

Berwarna hijau dan surga ternyata berada di Camp Nou, suatu tanah baru di Catalan.  'Messiah' telah meninggalkan kekosongan yang tiada duanya. Ini soal dongeng abadi Barcelona dan Lionel Messi yang berkisah bukan tentang jumlah yang luar biasa, tetapi adalah sesuatu yang lebih, yaitu kenangan hidup yang harus mati. 

Seperti kehidupan sehari-hari, selalu ada kesempatan lain, lalu ke pertandingan lain, yang merupa menjadi harapan kehidupan. Tapi tidak kali ini, kali ini tidak akan kembali, lalu kita dihadapkan kepada jatuhnya kenyataan, bahwa ini sudah berakhir.

Ini hidupnya, kata Lionel Andres Messi. Ini adalah hak kehidupan banyak orang lain juga, dunia generasi penggemar yang tidak tahu apa-apa yang tiba-tiba harus membayangkan yang tidak bisa dibayangkan itu terjadi.

Lionel Messi telah menuntaskan jalan takdirnya sedari awal, ketika Barcelona bertemu Juventus di trofi Joan Gamper 2005, Messi belia pertama kali diperkenalkan. Saat itu pula Don Fabio Capello mendekati Frank Rijkard untuk mau meminjamkan "setan kecil" itu kedalam Juventus. Namun Messi sudah terlanjur meletakkan awal kedewaannya di tanah baru, Camp Nou, dan 'iblis' itu dengan cepat menjadi 'dewa'.

Lalu kemarin Minggu, pada saat trofi Gampers yang sama seperti 16 tahun silam, Barca bertemu kembali dengan Juve, dimana saat laga berlangsung, pada hari itu pula Leo tersedu di meja konpersnya.
'Saya ingin bertahan lebih dari apapun' tangisnya saat langkahnya harus meninggalkan 'surga' La Blaugrana, biru-merah Catalunya.

 Inilah peninggalan yang paling pahit dari seorang dewa bola tanpa kesempatan mengucapkan selamat tinggal, tak ada juga pertandingan perpisahan. Begitu sepi dan menyedihkan setelah di angka 672 gol terakhirnya di depan hampir 200 orang, sejak 2005 pertama memulai musim menghadapi Real Sociedad. 

Dan ketika 18 bulan ditelan kesunyian , 30 ribu Messier diizikan kembali ke tanah baru, Camp Nou, tapi lalu terasa kosong, kaos sepuluh yang kosong dan nyanyian yang kosong. Dia akan ada dimana-mana kecuali di lapangan 17 musim, setelah tanda tangan 'serbet' yang disesali seumur hidup, karena Messi adalah Barcelona.

"Saya belum pernah melihat pemain seperti dia dan tidak akan pernah," kata Pep Guardiola ditengah ketakutan akan kehabisan waktu sang dewa yang hampir habis. Untuk pemain sepakbola, pensiun, digambarkan sebagai yang pertama dari dua kematian sebelum cedera sebagai kematian kedua.

Johan Cruyff mengatakan dia mungkin akan memenangkan lima, enam atau tujuh Ballon d'Ors, yang tampak tidak masuk akal saat itu tetapi tidak sekarang. Bola Emas akan selamanya berbicara kejujuran kepada Leo Messi, berapapun dia memetiknya itu sudah bukan persoalan. 

Di kehadiran awal Messi dan ketika Barcelona masih dalam genggaman super star Ronaldinho, Ron memperkenalkannya sebagai anak yang 'lebih baik dari saya', yang sepertinya saat itu tidak mungkin terjadi namun terjadi. Begitu pula Luis Suarez dan Karim Benzema, seperti senada mengakui "Messi masih yang terbaik", saat mereka menerima penghargaan terbaik Spanyol.

Perbuatan Messi adalah makanan sehari-hari Barca, dia bukan pemain sesekali atau beberapa kali musim. Jika Messi melakukan itu kita akan mendengarnya tanpa henti. "Messi adalah Maradona setiap hari, dia mencetak lebih dari 20 gol liga dalam 13 musim berturut-turut," ujar legenda Argentina Jorge Valdano.  

Betapa kualitas seorang Messi begitu sama absurdnya dengan inspirasi dan konsistensinya. Lawan akan menggeleng sehabis pertandingan selesai.  The Captain Betis, Joaquin Sanchez hanya tertawa: 'Saya bahkan tidak tahu harus berkata apa lagi." Lalu Pep menambahkan: "Jangan coba-coba menjelaskan Messi, jangan coba-coba menulis tentang dia, awasi dia." Nasehat Josep bijak untuk menahan sukacita keindahan, kecemerlangan dan inspirasi seorang Messi.

Di rumput hijau Camp Nou, sudah pula tercetak fase Messi adalah sebuah evolusi biru-merah Blaugrana. Ini bukan lagi soal angka, melainkan histori gulungan cetak biru yang membawa gol dari mingu ke minggu dengan gambar-gambar terbaik dan ikonik, seperti hat-trick di clasico sang belia 19 tahun yang didedikasikannya untuk El Diego si sepuluh Maradona, hingga copa del rey ke empat memukul Athletic Bilbao,  sementara penggemar Betis merasa terhormat telah dipukuli sang dewa di empat nol, juga telaknya Bernabeu untuk skor 5-0 tanpa Messi mencetak gol di dalamkesempurnaan teknisnya.

Sentuhan bola yang lembut, visi operan yang tidak pernah bisa dilakukan orang lain. Caranya berlari sekecilnya tanpa begitu banyak menendang bola, dan hanya berlari disampingnya. Lalu kita melihat kejutan yang tidak terduga. What the bloodyhelldidyouseethat? Dan Messi melakukannya berulang-ulang selama bertahun-tahun.

Pedri Gonzalez muda yang terakhir mendapat rahmat untuk memberi assist kepada sang Master, saat menaklukkan Athletico Bilbao di awal tahun. Eksekusi backheel Pedri yang membingungkan pertahanan Bilbao mempertemukan kapten Barcelona  yang tanpa menghentikan langkah menggiring bola ke jala. Leo Messi begitu gembira melihat wonder kid Barca sedang belajar kepada sang Master. Dia menghitungnya, bahwa saat debut pertamanya melawan Porto, Pedri belum juga genap merayakan ulang tahun pertamanya.

Setelah bumi selesai, dia tidak beranjak. Mosaik Lionel Messi adalah surga yang ditinggalkan di rumput Camp Nou. Dan sekali lagi ini bukanlah angka-angka, tentang kerelaan 50 persen salari semusim, hutang  Barcelona yang menggunung, raksasa kuat Pepsi-Adidas-Rakuten,  financial fair play, ataupun pandemik 19. 

Ini tentang seorang dewa bola, yang harus 'exile' ke luar sistem permainan sepakbola itu sendiri. La Pulga dibuatnya tersedu, karena pemain yang adalah pembuat panggung dunia sepakbola adalah selalu menjadi yang pertama sebagai korban dari suatu sistem industri bola sepak.

Airbrushed di tembok besar Camp Nou kini hanya menyisakan punggawa-punggawa Catalan, mosaik sang dewa telah dikelupas, tetapi nyanyian pemuja Messi tetap terdengar di kekosongan nomor sepuluh. Dan Moralitas telah jatuh ke dalam perangkap kemurnian yang terlalu tebal, ketika timbul rasa aneh melihat seragam Paris Saint-Germain membungkus Messi. Itu menjadi kesalahan ketika rasa itu adalah Barcelona.
Seberapa lama, seberapa dalam, rasa itu selalu ada disini, selalu menjadi yang terbaik di surga Barcelona ketika sang dewa menangisi kepindahannya.

'Messi' Beaucoup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun