Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Bule

14 Juli 2021   11:33 Diperbarui: 14 Juli 2021   11:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh DanaTentis dari Pixabay

Aku menghampiri dan menciumnya lembut. Matanya memejam dan lengannya merangkulku, seakan membisikan hati-hati. Lalu aku  meninggalkannya untuk menyalakan 'city car' sebentar, guna menghangatkan mesin halusnya sebelum ku pacu menuju belantara kota yang ramai. Dari jendela tamu, tampak wajahnya memandangku bergerak. Aku memberikan 'kiss bye' lalu melambaikan tangan dan dia menatap kepergianku mesra.

Aku sendiri tidak pernah khawatir meninggalkannya, meskipun para tetangga selalu tak mengcuhkannya, tapi yang kutahu biasanya dia akan mengunjungi sahabat-sahabatnya.

Iya, maksudku dia memiliki beberapa sahabat yang senasib, yang memiliki keadaan yang sama-sama terbatas. Aku tahu teman-temannya yang memiliki kebutuhan dan perhatian yang berbeda, dan aku menerimanya dengan tangan terbuka.
Ah! Pikiranku sering ngelangut selama perjalanan ke kantor yang macet, apalagi dengan perkerjaan yang menguras tenaga dan pikiranku. 

Sebagai salah satu manajer perempuan di bagian penting perusahaan, perlakuan kadang berbeda dibanding manajer lelaki. Kebanyakan perlakuan negatif  lebih bersifat pribadi yang tidak terang benderang tentu saja, gosip, sindiran apapun namanya kerap ditujukan kepada statusku, ketimbang pretasiku. 

Dari statusku yang lajang dan dibilang perawan tua sampai gosip aku tak suka kepada lelaki, pernah merebak hebat. Namun beriring waktu, musabab ku tak pernah menggubris dan cuek bebek, maka isu yang berhembus menjadi pudar dan membosankan. 

Memang tidak mudah untuk menghadapi segala gangguan ini, hatiku sakit dan pribadiku goyah. Beruntung aku menemukan kamu dan berkenalan dengan pribadimu yang santai, sehingga aku banyak belajar dari kamu lelaki yang sekarang menjadi pendampingku di rumah.

Aku sering mengingat kenangan pada pandangan cinta pertama lewat mata indahmu dan ketampananmu, yang segera saja ku tahu bahwa kamulah lelaki idamanku. Semula memang ku ragu untuk menerima kehadiranmu ke dalam hidupku, mengingat keadaanmu yang tidak sempurna, pola pikirmu yang 'simple' bahkan terkadang sesuka hatimu. 

Namun aku tak salah, setelah mengenalmu lebih jauh. Ternyata kepribadianmu mempesona, kamu tidak pernah mengeluh bahkan tampak tidak pernah merasa khawatir. Caramu berlaku dan berjalan begitu bermartabat penuh wibawa. Aku suka. Apalagi jika melihat saat kamu terlelap. Kamu mengambil tidurmu dengan kesederhanaan langsung yang kadang tak bisa ku pahami, begitu mudah terlelap tanpa beban rasa. 

Dan aku banyak belajar dari kepribadianmu, sehingga kegundahan beban hidup yang kupanggul menjadi ringan.  Kamu mengajariku, ketika ku merasa berada di titik rendah dalam hidup, dimana aku cukup memandangmu dan keberanianku timbul kembali dalam sekejap.

Kamu juga mengajarkan hidup yang rileks dan ternikmati, apalagi di saat libur aku bisa tidur panjang mencontohmu. Kamu tahu? Kamu bisa tidur 20 jam sehari tanpa ragu-ragu atau perasaan menyesal. Begitu tenangnya membuat ku semakin mengagumimu.
Aku akui, aku banyak belajar dari kamu untuk semua ini dan kamu adalah guru bagiku.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun