Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Pulanglah ke Rumah!

9 Juli 2021   16:25 Diperbarui: 9 Juli 2021   18:08 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter wanita Inggris (photo via : oddstuffmagazine.com), Sumber: travistory.com

Italia adalah sepakbola daya kuda, kaku dan keras yang hampir terjungkal kontra Spanyol yang liat yang bergoyang lembut. Berhadapan dengan Inggris? Italia akan menghadapi separuh dirinya dan separuh musuhnya dimana Inggris adalah campuran kelembutan dan tenaga. 

Jika Italia tetap bermain rigid, Italia mudah terjungkal. Banyak 'penipuan' di benak Gareth Southgate pelatih Inggris yang  'low profile', berbeda-beda untuk setiap lawan yang 'diakali' dengan caranya masing-masing, dan sekarang Italia mendapat gilirannya pada laga mortal 'Final: Euro 2020 Championship'.

Southgate tidak tampak menipu di 'starting' sebelas meski tampak samar. Seiring menit berjalan lawan akan merasakan ada kelainan dengan tim Inggris yang tidak sama dengan kemarin dan kemarinnya. Skenario substitusi Southgate secara umum normal seperti tim lain, namun pada waktu selanjutnya bahwa tujuan penggantian itu akan sulit diterka, karena biasanya terkait dengan struktur tim yang tidak terlihat lawan.

Perintah Gate tidak linier dan langsung terlihat gamblang di rumput,  dengan 'back up' kabinet asisten pelatih yang 'computerized calculation', karena asistennya selalu menenteng laptop, Gate akan 'mendikte' permainan.

Jadi ini bukan soal kehebatan personal antara Chiesa-Kane,  tetapi lebih kepada menciptakan distorsi permainan di lapangan yang efeknya seperti efek pedal gitar elektrik. Dari pengalaman sepanjang pertandingan, formasi Gareth tidak pernah bertubrukan dengan struktur lawan, pasti berbeda. 

Kemungkinan Inggris akan memulai bek tiga, dengan formasi 3-4-3 untuk berhadapan dengan Italia yang ortodoks 4-3-3 di tangan Mancini. Karena dengan 3-4-3 dua sayap Inggris otomatis sudah terlebih dahulu di setengah lapangan dibanding 'full back' Italia, sekaligus mencirikan gerakan lebih awal dari sayap Italia, Chiesa dan Insigne. Entah pengamatan penggemar dan ahli bola di Kompasiana yang juga menarik untuk di baca dan dipikirkan, jadi semacam 'brain storming' final Euro 2020 sehingga 'keren'.

Italia sendiri harus diakui mantap dan terlihat transparan sebagai calon juara, sedangkan Inggris menjelang pertunjukan selalu dipenuhi kabut harapan dan misteri, tapi berpikiran juara bukan calon juara lagi.

Semoga pertandingan akan berjalan terbuka dan Italia jangan parkir bus tingkat. Jika ini terjadi Inggris harus menurunkan sayap Marcus Rashford ketimbang Saka dan Phil Foden ketimbang Grealish di gelandang serang. Karena kecenderunga Italia adalah 'speed' penuh tenaga dan tidak bisa menguasai lini tengah ketika melawan tim yang 'kece' lini tengahnya, seperti Spanyol dan sekarang Inggris.  

Kesebelasan Italia akan menjadi cepat tua, karena cepat panas dengan mengandalkan kecepatan dan tenaga, artinya di puncak turnamen,  performans Italia 'decline' karena 'peak point' sudah terlewati. Titik penurunan Italia mulai bergejala saat menang 2-1 melawan Belgia di perempat final, dan terlihat menurun saat imbang 1-1 (dan menang penalti) di laga semifinal menghadapi Spanyol.  Di final Euro 2020 ini, melawan Inggris diperkirakan Italia 'ambruk'.

Berdasarkan "shareloc" Premier League co. stadion Wembley London, maka ada empat pilar Manchester City di timnas England, yaitu Phil Foden, Raheem Sterling, John Stones dan Kyle Walker. Sedangkan di timnas Italia hanya ada dua dari ChelseaFC, yaitu Jorginho dan Emerson Palmieri.  Walaupun Chelsea bermarkas di London dekat Wembley, tapi Machester City adalah juara EPL 2021, artinya ManCity lebih kuat dari Chelsea maka dengan demikian,  Inggris akan menang melawan Italia.

Mungkin analisis diatas sedikit 'katrok' namun tetap memiliki potensi mencederai potensi kemenangan Italia. Tapi ini beneran. Kehilangan 'full back' kiri, Leonardo Spinazzola yang digantikan oleh Palmieri, tidak menawarkan ancaman yang 'josgandos' lagi buat Inggris. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun