Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sterling Mengumpulkan Akumulasi "Penalti" yang Menjadi "Politik Pelintiran"

8 Juli 2021   18:31 Diperbarui: 8 Juli 2021   18:35 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sterling menerobos pertahanan Denmark dan jatuh di kotak penalti (Getty) Sumber: goal.com

Pengawalan berjenjang Damsgaard juga berakibat pelanggaran Luke Shaw terhadap Delaney  yang sedang "one-two" dengan Damsgaard tak dinyana membuat petaka. Ketika tembakan 'set piece' 24 meter, dengan tubuh Damsgaard kecil melengkung menumpukan seluruh gravitasi di kaki kanannya, melesak masuk ke kiri gawang Pickford tepat di menit ke-30.

Setelah di 9 menit kemudian, terjadi gol bunuh diri Simon Kjaer dibawah tekanan Sterling yang menakutkan, maka skor 1-1 tampaknya akan dipaku Denmark, sehingga Jack Grealish si pemecah batu harus dimainkan di menit ke-69 menggantikan Saka yang sudah pincang kaki.  

Grealish mengambil posisi Raheem di sayap kiri dan Raheem mengambil posisi sayap kanan bekas Saka. Ini bagus karena Raheem sebagai pemain kaki kanan akan maksimal, sedang Grealish yang walaupun juga "right footed", doi sudah terbiasa di sayap kiri karena kemampuan dribbling kaki kirinya macan banget. 

Setelah Grealish masuk, sudut kiri Denmark pun menjadi daerah angker yang kerap memberikan bola setan ke Kane. Tapi sayang Kane belum juga mendapat celah atau detik waktu meski sodokan Gealish dicelah kerapatan belakang Denmark yang bertubi-tubi sampai menyentuh perpanjangan waktu.

Sebelumnya, di menit ke-96, Henderson dan Phil Foden masuk menggantikan Rice dan Mount, untuk menambah daya gedor seorang Foden denga tendangan botaknya yang terkenal. Tanpa spin dan keriting, tembakan Foden menjadi ekstra keras dan orisinal, demikian pula dengan umpan-umpannya, bola dengan koefisien gesekan nol dengan rumput  akan mudah di senggol atau dibelokkan tanpa margin kesalahan.

Hjulmand juga menghabiskan kuota maksimum substitusinya, mulai dari Norgaard, Wass, Poulsen, Anderson, Jensen dan Wind. Tapi daya guna substitusi Gareth lebih terlihat sejak Grealish dan Foden masuk dimana Kane semakin berpeluang dan Sterling makin menebar senyum yang mengerikan belakang Denmark. Hingga di menit ke-104 Kane membukukan penalti dari buah kejatuhan Sterling yang keberapa kali dikotak 6m, untuk menetapkan angka 2-1.

Taktik Gareth masih berlanjut dimana Hjulmand telah berhenti dengan mengganti Grealish dengan Trippier untuk mengubah 4-3-3 ke 3-4-3 untuk lebih mengamankan sayap kanan bertahan Inggris dan mempertahankan kepemilikan bola di tengah, hingga peluit terdengar sebagai mulainya mengubah sejarah 55 tahun takdir tiga singa.

Dan Inggris semakin siap menatap Italia di final Euro 2020. Siapa takut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun