Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Pintu Cinta

29 Juni 2021   13:12 Diperbarui: 29 Juni 2021   13:37 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh go_see dari Pixabay

Aku berlinang di dada mama, betapa basah yang deras seperti suara bah dari rongga bibirku. Mama mengusap rambut kepalaku yang bercat pirang. Membuat diriku semakin terlesak ke dalam dekapan perempuan ibu ini.

Jadi Joni meninggalkanmu begitu saja , Nak? Kata Mama masih mengorek kepo.
Aku tak sanggup menjawab dengan kata kecuali tangisan yang semakin menderu sebagai lebih dari jawaban hati yang rusak. Mama berusaha menyapu linangan di kedua pipiku.

Sudah! Lihat Mama sayang, kamu mesti lega. Ku pikir Joni memang bukan lelaki untuk kamu. Kata Mama meneguhkan. Kubangkitkan raut parasku untuk menatap mata mama yang tampak berkaca.
Kenapa mama bicara begitu? Dan aku kembali meledak kedalam rangkulan mama yang semakin rekat.

Malam itu memang Joni pacarku selingkuh. Dia berjalan mesra dengan wanita lain. Aku memergokinya setelah sekian bulan gosip merebak. Joni, Joni kenapa engkau begitu tega? Aku meratap.
***
Satu minggu aku limbung. Cinta telah berlari dan meninggalkanku dan lalu aku harus bagaimana?  Cinta yang sudah aku bangun bersama Joni kini runtuh, pergi seperti sekelebat bayangan. Cinta yang berjalan melayang, menjadi impian yang pernah manis. Makanya aku harus seperti membuat mimpi, karena cinta begitu lembut menemani diriku sepanjang waktu sekaligus membuatku merana bersama mimpi karena cinta tidak pernah tidur.

Pergilah Joni! Kamu boleh menghilang kemana kamu mau! Aku merintih di kegelapan ranjang tidurku, hampir saban malam bersama mimpi untuk cinta yang pergi.

Pada minggu kedua ku pikir aku sudah melupakan Joni dan sudah persetan dengan selingkuhnya. Aku sudah bisa beraktivitas selayak biasanya tanpa bayangan lelaki Joni. Pekerjaanku sudah normal kembali. Jalan raya sudah ternikmati saat menyusuri perjalanan pagi ke kantor. Pekerjaan pun sudah terhendel dengan mulus, tak ada sama sekali sisa lelaki.

Joni itu lelaki brengsek kan sudah ku bilang? Perempuan rekan sebelahku di kantor ikut menanggapi. Aku tak berselera membahasnya karena Joni adalah histori.

Aku sudah pergi-pulang menyetir dengan lagu-lagu merdu di kabin. Tiada nyanyian sendu bahkan mendayu. Jalanan kota yang merayap telah kembali normal ternikmati. Aku akan menjadi wanita sendiri dan mandiri, yang berada di keramaian jalanan kota.

Apakah kau sudah menghapus Joni, sayang? Mama membelaiku setelah tiba di rumah.
Dia sudah sejarah, Mama! Terangku.
Apakah engkau masih bermimpi, sayang?

Mmmm.. sesekali...! Aku menggeleng meski tiba-tiba terbersit keraguan.
Mudah melupakan Joni, tapi cinta? Bagaimana aku melupakan cinta? Aku bergumam di dalam hati. Beberapa waktu aku benci cinta dan omong kosong cinta, dan kepergian cinta juga membuatku seperti tak peduli. Namun mimpi cinta yang pergi seperti masih menghantui.

Hingga saat kemarin sore tiba-tiba aku menghentikan mobilku ke sisi jalan. Aku merasakan  tiba-tiba aku harus bertemu cinta di jalan. Bertemu cinta sekali lagi? Ah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun