Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester City vs Chelsea: Filosofis vs Pragmatis di Final UCL

9 Mei 2021   19:59 Diperbarui: 9 Mei 2021   20:16 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto pelatih Chelsea, Thomas Tuchel dan pelatih Manchester City, Pep Guardiola. /Twitter/@ThomasTuchelOfficial/@PepGuardiola/Sumber:priangantimur.com

Sebelum berlangsung pertandingan matchday 35 Premier League, ada terbersit di benak,  apakah ini akan membuat Chelsea berantakan seperti pasukan PSG di semifinal UCL? Ternyata tidak! Inilah kemenangan The Blues Chelsea di hampir penghujung Liga Premier yang dingin. Skor 1-2 adalah ketipisan kemenangan, apakah juga berarti kemenangan di hampir kekalahan?  

Ketika Thomas T, berucap kerubuhan Chelsea bisa datang saat skor 2-0, bila saja tidak terjadi kegagalan penalti bergaya bohemian Antonin Panenka oleh sang ikonik Sergio Aguero seiring berlalu sosoknya meninggalkan The City akhir musim ini? Lalu berjibun pertanyaan pun mengendap di dalam benak, gerangan apa yang dimainkan kedua manajer ini. Tapi apakah dengan ini Tuchel telah memiliki nomor Josep ‘Pep’ Guardiola?

Jika hanya melihat pertandingan ini, sulit untuk menjawab, serumit memprediksi ‘real match’ final Liga Champions di tiga minggu mendatang, karena seperti terlihat cukup banyak jebakan betmen kedua tokoh ini. Namun ada benang merah yang yang tak bisa dienyahkan bahwa City kontra Chelsea adalah sebagai pertarungan filosofis kontra pragmatis.

Melihat ‘laga pemanasan grand final’ kemarin, Guardiola menurunkan  pemain-pemain lebih rendah, ditambah perubahan dramatis formasi untuk melebihkan lebar permainan dengan sistem 3-3-2-2. Bek sayap menjadi penuh dengan konstruksi penguatan ke dalam oleh Torres dan Sterling, mungkinkah ini godaan lagi dari seorang Juanma Lillo sang penasehat? Sedang di pihak lawan, Tuchel lebih dekat dengan kekuatan penuh dibandingkan Guardiola, sehingga layak penguasaan bola dipegang Chelsea tidak sebagaimana biasanya.

Jadi apakah pertandingan Liga Premier kemarin akan menjadi gambaran final UCL? Tentu tidak! Pertempuran Liga Premier berbeda dengan Liga Champions, bukan seperti dua sisi mata uang. Lepas dari hasil menang atau kalah,  permainan kemarin lebih merupa laga yang kental diwarnai ‘psy war’ dengan tolak ukur masing-masing yang sangat berbeda. 

Namun yang paling keren untuk dilihat adalah rekam jejak managerial kedua pelatih klub terkaya Inggris Raya ini. Pengalaman Josep 'Pep' Guardiola di lebih empat tahun bersama City di dalam Liga Primer adalah suatu konstruksi bergaya liga, artinya bentuk skuad adalah bukan pasukan sistem gugur yang sekali tubruk untuk memperoleh suatu kemenangan.  

Guardiola adalah sesuatu bentuk dari satu musim operasi di lapangan bola yang sulit tertandingi. The Citizens dibawah Guardiola adalah 'The Pepness', suatu kerangka kesebelasan yang memiliki rencana permainan yang panjang. Tidak intuitif, emosional atau bermain sehari untuk merebut kontes.

Disisi berlawanan Thomas Tuchel yang dalam sekejap menggantikan sepak bola 'Frank Lampard' yang tiba-tiba berhenti, seperti mendadak dangdut, Tuchel-isme tanpa disadari telah merayap ke dalam kalbu kaum 'True Blues', sehingga segera saja melupakan energi Lampard yang berlebih dengan sistem 4-2-3-1. 

Konon kesukaan Lampard dengan energi 'pressing' adalah yang juga menjadi energi kebobolan. Ketika kerap membuat permainan bolong terbuka saat pasukan Frank berubah ke transisi bertahan. Bentuk yang mau tidak mau menjadi  4-1-4-1 menuntut pemain untuk siap secara mental dan fisik, terutama Jorginho pemegang fase 'build up' sekaligus pengendali maju mundurnya 'kedua 'wing back' menjadi sering kewalahan. 

Lalu Tuchel datang mengikat pinggang kekuatan pertahanan yang diikat ke tempatnya dengan gaya faforit 3-4-3, memudahkan pertahanan menjadi solid dengan skema transisi 5-3-2.

Dua manajer dengan portofolio di alam liga primer yang berbeda bagai bumi dan langit akan  mengadu kertas kerja mereka, satu dengan portofolio padat berhadapan dengan portofolio 'brief' yang pendek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun