Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beranikah AHY Melakukan KLB Tandingan?

8 Maret 2021   14:06 Diperbarui: 8 Maret 2021   14:41 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jhoni Allen Marbun dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sumber: tribunnews.com.

Kita semua tau bahwa Konggres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat versi Deli Serdang melibatkan pertikaian dua jendral lama yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  dan Moeldoko. Namun ada satu lagi "Jendral" baru yang bakal lahir di KLB yang dibilang "Abal-Abal" oleh "petahana"  Partai Demokrat. 

Menyimak dari dorongan peserta yang bakal memunculkan bintang baru bagi penggagas KLB sebagai "Jendral Baru Sibolangit" yaitu tak lain adalah Jhoni Allen Marbun dengan pangkat baru jendral sekretaris atau sekretaris jendral.  Meskipun bukan dari militer namun dia juga tetap seorang jendral, dan berhak mamakai nama depan akronim 'sek' menjadi sekjen.

Jhoni JAM, yang dikenal "jagoan" sekaligus berjuluk "orang sakti"  adalah sosok politikus karatan di dunia Demokrat.  Dari segala 'talk show" yang kekinian bisa ditonton, beliau nampak terampil berdebat dengan logika, 'knowledege' dan eksperiens yang begitu melekat di dalam otaknya. 

Tidak mudah dijatuhkan dalam ragam perdebatan terutama soal histori hukum dan politik partai dengan lambang "Benz" ini. Penuh perhitungan dan tampak "licin" disela penguasaan dan administrasi tajam tentang lika-liku kepartaipolitikan.

Bukan orang baru di partai yang digagas oleh SBY dan bergabung Partai Demokrat sejak 2002. Jhoni memang bukan politisi kaleng-kaleng, dia organisator ulung sekaligus 'hands on' sebagai orang lapangan yang bergumul dengan kehidupan nyata sehari-hari, jadi bukan 'out school' turunan menak yan bisa sekolah enak apa-apa tersedia.  

Jadi jangan diragukan semangat tarungnya betulan si Abang Jago. Agak mengherankan jika Partai Demokrat cq SBY tidak mendengar pendapat seorang Jhoni. Jhoni bukan seperti Rahlan, Andi Arief atau Rocky Gerung yang banyak bermain putaran teori logika, dia praktisi degup kehidupan politik sebagai pemegang tiga periode anggota DPR. 

Berani berbeda pilihan dengan partainya untuk memilih Jokowi-Ma'ruf dalam pilpres 2019 seperti mengindikasikan bahwa Jhoni bukan seorang ABS, asal bapak senang. Kritis dengan analisisnya dan kelihatan tidak membabi buta membela bosnya. 

Sayang memang, Demokrat memecat JAM, mungkin seandainya dilakukan diskusi internal mereka, maka KLB bisa terhindar, dan isu kudeta hanya utopi dan  menjadi catatan penting untuk introspeksi perubahan Demokrat kembali ke pada makna dari para pendirinya sesuai namanya demokrat.

Tapi sudahlah, KLB telah terjadi, membelah kubu Partai Demokrat sementara ini, bahkan menurut saya, timing KLB seperti lebih cepat lahir dari rencana yang logikanya mengikuti evolusi progres isu kudeta jadi mendadak KLB. 

Meskipun demikian dari segala liputan media gambar terlihat helatan KLB cukup terorganisir dan terkontrol, memberi kesan bahwa persiapannya bukan main-main dan pastilah dalam kurun waktu yang cukup. Bisa di kesankan bahwa KLB 'in situ', memuat rencana yang cukup detil dan sistematis, dari tempat, kehadiran dan kontingensi, semuanya tampak  sudah masuk perhitungan. 

Mungkin ini gaya khas Jhoni Allen dalam merancang suatu momen. Ditinjau dari peserta yang cukup besar yang di klaim 1.200 orang pemilik suara sah, fasilitas akomodasi, transportasi dan perangkat personal seperti seragam, finansial yang terlihat matang, bahkan antisipasi unsur terkait anti-aksi di lapangan terlihat sudah diperhitungkan, termasuk perijinan dan koordinasi instansi terkait seperti terjalin. Dari sisi software dibuat pula keputusan perubahan AD/ART, pembubaran Majelis Tinggi, hingga KTA 'lex specialis' untuk Moeldoko dan segala hal yang diperlukan sebagai bentuk antisipasi yang bisa membentur aturan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun