Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pintu Kafe

29 November 2020   23:12 Diperbarui: 29 November 2020   23:12 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Willgard Krause dari Pixabay

Aku pernah mencoba menanyakan namanya. Sarah, kata pramukopi di kedai. Sebab beberapa kunjungan ke ruang beraroma itu, aku hanya bisa menatapnya sekilas. Seperti siluet. Lalu dia menghilang ke balik pintu dan tak pernah muncul kembali. Pintu itu selalu tertutup, ada di sisi tak berjarak dari meja peracik. Sepertinya tak pernah terbuka. Kupikir cuman Sarah yang menggunakan pintu itu.

"Kau yakin perempuan itu bernama Sarah?"

"Yang mana?"

"Itu kemarin kau katakan.."

"Oh.."

"Hei!"

"Maaf bro, aku bisi.."

Kafe malam sedang padat, membuat 'il barista espresso' tergopoh, mengabaikan keingintauanku, melewatiku sambil menyunggi nampan gelas-gelas melelehkan likuid hitam semerbak. Kubiarkan malam yang lebih menderu diperbedaan dalam dan luar kedai. Hidungku menghirup 'nyegrak' ekstrak kopi yang menguar berkawin dengan kepulan asap nikotin, membentuk cendawa dilangit- langit kafe. Alun musik, bisik gemerisik dan tawa pecah, memproklamirkan keseharian malam yang tidak lelah. Dan aku mereguk seduhan kopi yang enak, dengan otak bercabang, bagai lelaki tersesat didalam sebuah tungku raksasa.

"Bagaimana, kau juga yang berkata nama Sarah?"

"Bukan Om.."

"Iya.. kamu.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun