Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Cinta Mantan

6 Juni 2020   23:08 Diperbarui: 6 Juni 2020   23:08 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh kalhh dari Pixabay

Kepergian Bambang yang makin menunjukkan intensitas tinggi, menjadikan kecurigaan Saras demikian memuncak. Sekarang hampir saban hari suaminya menyelinap jika tanpa ketahuan pergi meninggalkan rumah, dengan alasan yang semakin tidak masuk akal, karena alasan yang berulang ulang akan merupa menjadi kebohongan. 

Dan Saras kawatir mempercayai akan pernyataan para politikus, bahwa kebohongan kebohongan yang terus menerus akan menjadi kebenaran. Jadi tindakan harus diambil, tidak bisa berdiam diri, begitu dia bertekad untuk mengungkap apa latar belakang sang suami bertingkah demikian. Lagi pula semenjak itu, Bambang lebih banyak bengong dan minus perhatian kepada istrinya.

Jadilah disatu pagi, Saras sengaja berkelakuan super manis seakan rumah tangganya normal saja, meladeni Bambang secara berlebihan, dari menyajikan sarapan yang lengkap dengan pilihan western atau lokal, bahkan menanyakan apakah akan pergi hari ini, dan menyiapkan segala hal yang biasanya nyebelin baginya. Namun Bambang seperti no comment saja dan hanya menerangkan dia pergi mau ketemu bekas bosnya dulu, dan segera berlalu. 

Namun rupanya Saras telah pula menyiapkan diri untuk segera berjingkat keluar pintu untuk menguntit kemana gerangan sang suami menuju. Dengan skuter kesukaannya Saras berhasil menempel mobil Bambang dari belakang. 

Hingga sehabis beberapa kelokan dan mulai menjelang jalan yang tak ramai, mobil Bambang memasuki gerbang suatu pekuburan umum. Saras tetap mengintil meski dengan hati yang mulai gundah, ada apa gerangan? 

Sampai mobil suami menyisi berhenti dan Bambang turun menyusur lajur makam dan berhenti di satu makam yang terlihat banyak ditumbuhi lumut hijau. Dari balik batang kemboja Saras hanya memperhatikan suaminya berdoa dan mengelus ngelus batu nisan dihadapannya. 

Tampak dari kejauhan wajah Bambang begitu duka dan tua banget, Saras jadi kasihan. Dan sehabis Bambang beranjak pergi, Saras melangkahkan kakinya menyambangi makam yang di kunjungi Bambang. Dan Saras merasa ikut sendu, setelah membaca nama Andriana yang terpahat di batu nisan yang hampir terhapus oleh lumut yang dia tau bahwa itu nama almarhumah istri pertama suaminya. Saras pun tak lama beringsut pergi setelah mendoakan.

Ternyata mereka tiba di rumah bersamaan . Saras hanya menatap Bambang dengan pandangan sedih, meskipun Bambang balas menatapnya dengan sinar pasrah. 

Lalu Saras memeluk sang suami tercinta yang tampak begitu lemah dan sepuh di matanya. Seperti telah berkehendak  untuk merelakan rencana kepergian Bambang kembali ke almarhum mantan istrinya.

Lalu bagaimana dengan pendapat kalian, gaes?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun