Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sastra Digital

15 November 2019   21:59 Diperbarui: 15 November 2019   22:00 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sue lahir bukan dijaman pantun lama atau bahkan mantra. Dia itu jaman now yang sama sekali enggak terjamah aroma kumpeni. Makanya Sue berbeda sekian juta paragraph dengan para pencerah sastra di belakangnya, yang masih menganut pelajaran bahasa Indonesia dengan ejaan yang disempurnakan. 

Jadi Sue dengan kemudaannya sering membuat panas dingin para pakem-an itu. Bisa dimaklumi pinisepuh itu berevolusi, lemet berproses kerna dipitane, diurai detil, sehingga meskipun  suwe tapi infra strukturnya mumpuni. 

Sue ora sabaran, ini revolusi poin oh empat, shortcut adalah keniscayaan dari teknologi aplikasi. Instant dan langsung di puncak Everest. Proses menjadi bull***t, tak perlu buku, sewa saja influencer. Rebes dah!

Kontan kabeh dedel duwel. Kerna ini publik plural yang menentang dikotomi milenial dan feodal. Asli! Tidak seperti presiden dengan isu kabinet orang orang muda realitanya memang muda, tapi muda mudaan aja rata rata tidak sampe enempulu.

Sue bekerja di dunia  serba online, gajet dan artifisial namun sangat e komers. Sedang gue, masih panggung tinggi musik godbless atau poster poster elp, dengan karcis kertas yang disobek setelah lewat pos konser. 

Lah! Itulah yang tak terbenahi, meski aku hidup di tiga langkah kalkulator, computer dan gajet, namun tak kunjung insap alias gaptek. Bahkan sampe sekarangpun aku masih menyimpani  piringan vinil, pita kaset, cd, usb. Old tulen yeah!

Sue pun mengisyaratkan hands by electronic, bahwa untuk saban tulisan yang masuk, sudah dibuat  E-rima, E-bait, E-sukukata, E-prose, E-paragraf, E-tema, E-amanat. Jadinya transparan, untuk menghindari korupsi sastra, ceritanya. Maksud anda ape nih? Begitu para pengirim naskah antipati duluan. Memang ini kayak e-budgeting, gitu loh?

"Yak! Benul, benar dan betul, bapak dan ibu!" caprak Sue di kesempatan karnival yang menghimpun dari sabang sampai merauke dari miangas sampai pulau rote. Begitu celotehnya meniru pak Joko. NKRI harga mati! Menjelaskan panjang lebar dengan kata yang memikat khas milenial, Sue dengan serba cepat, mengatakan .

"Amat membanggakan. Bahwa platform kita sekarang sudah berbasis digital. Bapak ibu seneng enggak? Hayoo? Jadi kita sekalian akan segera tau nantinya, apakah tulisan kita sesuai dengan kaidah susastera atau ngawur. Pasti akan ketauan. Oo.. kamu ketauan.." Sue menyadur lagu hits jadul yang dulu gimana gitu.

Wadao..! para penulis deg degan, bisa runyam dee..

Namun Sue menjelaskan taklah perlu kawatir berlebihan, kerna sitem digital adalah keniscayaan, hanya mungkin belum terbiasa ketika sudah merambah kedalam kesusateraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun