"Shhh.."
"Surga itu seperti apa ya kak?"
Kenji terkejut makjleb, memandang mata kekasihnya yang saput, tak mesti menyahut tanyanya. "Aku tak tau, sayang. Mestinya sangat ramai disana. Tak sesunyi disini"
"Kamu lucu.." Prita manis bersenyum. "Aku mau kesana kak.."
Kenji menekur, dia belum pernah memikirkan tentang surga sedekat ini. Kenji belum bersiap apalagi berkomitmen untuk diselamatkan pulang ke surga. Dia merasa masih memiliki keingintahuan tentang bumi. Kenji sama sekali belum memikirkan perjalanan seperti yang ada dialur kekinian Prita. Diotaknya sekarang dia tak bisa memaksa surga itu terang benderang, baginya terlihat surga itu begitu jauh, masih saja bagai sebuah gambaran yang redup, sesuatu yang agak buram kurang cahaya.
"Kak.. aku cinta kakak" Prita bertutur membuat Kenji tersentak dari dirinya.
"Aku mencintai kamu, Prita.." Kenji tersekat faringnya, suaranya lirih. Digenggamnya tangan kekasihnya lembut. Ada kehancuran dirasakan.
"Aku mesti duluan pulang ya kak.." Raga Prita makin terlihat lunglai, namun tampak kepasrahan. Kenji pun menjadi lelaki menangis. Kekasihnya akan pulang kembali kerumah. Surga. Kenji tak hendak membayangkan lebih jauh dari jangkauan kehilangan. Kenji hanya ingin merasakan sederhana bahwa pulang ke surga itu seperti akan kepastian sekawanan domba pulang di petang hari ke pangkuan  gembalanya.
Kerna dia memahami, ketika orang meninggal dan ditanam ditanah, mereka sudah berada diluar jangkauan orang yang masih hidup.
"Pergilah sayang, aku akan menunggu kapan panggilan itu tiba"
Prita tak lagi menyahut.