Kamipun berdiri berdampingan, tak banyak yang diomongkan. Hanya memandang lurus kerumunan passenger Brussels yang sudah mendarat.
Lalu Bri terlihat. Dia enggak sendiri, tertampak seorang cowok bule disisinya. Mereka bergandengan. Kami berdua berpandangan was was. Bri melambaikan lengannya, melempar senyum indahnya kekami berdua.
Masih menggandeng lelaki bule, Bri menghambur mendekat, paras eloknya sumringah.
"Kenalkan, ini calon alternatifku" katanya renyah.Â
"Whattts?" kami terkesiap. Menyadari bahwa kami berdua sebagai paslon nomor 01 dan nomor 02 kurang manstaff alias gagal.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!