Bri diantar lelakinya ke bandara internasional Sukarno Hatta terminal tiga. Penerbangan ke Brussels-Belgium, stop over KL dan Amsterdam. Nengok mama, update status. Wkwkwkwk.
"Miss you much" kulayangkan balasan.
"Muaahhh..." Bri menaut emoji heart. So sweet.
Bri terbang melintas laut hitam Eropa, meninggalkan aku kekasihnya dan lelaki kekasih lainnya. Aku kembali inget, ketika Bri bingung tak berdaya menghindariku masuk hatinya disaat lelaki itu sudah bercokol pula di kalbunya. Â Aku pun begitu rupa, yang kemudian menjelma menjadi kekasih gelapnya. Hingga sampai risalah hati Bri dan aku meluber dan akupun sadar diri untuk berlalu. Bri berderai. 'Kembalilah kasih, kita harus bicara' sapanya semerdu Anggun Sasmi. Akupun terhenti, hatiku terguyur.
Selanjutnya kita bicara enam mata, Bri, lelakinya dan aku. Hasilnya sampe sekarang yang terjalani ini. Cinta yang tetap berbentuk segitiga, namun terang tidak setengah gelap kayak yang sebelumnya
***
Hari kelima pun berlabuh, disubuhnya yang terang. Aku sudah berdiri di ruang kedatangan terminal tiga, yang super dingin, sampai jins trucker ku tak sudi menghangatkan. Sedikit menggigil kesapu pandang yang membentur seorang lelaki familiar.
Alamak! Lelaki Bri? Bagaimana pula? Bukankah hari ini jadual jemputku?
Kami beradu pandang. Lelaki tersenyum menuju ku lalu kami bersalaman.
"Sori. Saya tau ini agenda anda, tapi Bri minta juga aku kemari" lelaki menjelaskan.
"O ya? Oke" singkatku