Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cincin Nadin

18 Januari 2019   00:45 Diperbarui: 18 Januari 2019   00:53 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau sudah sreg, segera diresmikan saja, Le. Ndak baik menunda nunda" ibuku mendesak lagi.

Kami berdua, menghadap kotak televisi, saban malam seperti biasanya.

"Inget kamu udah ada umur status duda. Menunggu apa lagi?"

Aku lengang tanpa respons.

"Ibu suka dengan Nadin. Cantik, grapyak.  Saban singgah kemari, kami selalu bersenang senang.  Dia penuh inspirasi, jadinya ada saja hal yang kita kerjakan" ibu senyum peringisan, kukerling dari sudut kelopakku.

"Nadin cocok ke kamu.  Nurani ibu mengatakan kamu nyaman dengan dia. Aku happy dia disini, Le" ibu masih berlanjut.

Hmm, Nadin. Dua tahun silam kumengenalnya. Nadin yang datang mengetuk rasa, setelah tidur panjang sendiriku pasca kematian Ani, istriku. Dari lampau yang kerap mencekam, kuakui perlahan tersibak, membikin laku keseharianku  lebih berlimpah kilap mentari ketimbang ungu disebelumnya. Nadin mengasih aku warna macem macem, meletakkan warna linierku larut kebelakang.  Aku sendiri move on namun aku merasakan Nadin menyapa dan menata move on ku. Dan aku membebaskannya.

"Kamu selalu diam setiap ibu bicara Nadin" ibu memecah renungku.

"Kamu belum teguh sama Nadin?"

Aku menggeleng, menampik.

"Belum siap?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun