Bisa dimaklumi kecewa berat kapten Eden. Aku lebih memilih kalah bersama Belgi daripada menang bersama Perancis, keluhnya pedas.
Dia pernah bersama sebagian besar teman teman di tim Perancis mengangkat peringkat Lille sebelum pindah ke Chelsea, dan dia sangat paham bagaimana karakter bermain mereka di klub Lille.
Dibawah bos le blu Didier Deschamps, mereka menjadi pemain pragmatis, sehingga Eden tidak mengenal kawan kawannya dan merasa ini ide  merusak bagaimana sepak bola mesti dimainkan
Eden ada benarnya. Pasukan Perancis memang memainkan set-piece atau bola mati. Tampak mereka terlatih untuk itu, sehingga lahir gol dari pemain belakang Umtiti di menit 51, setelah menyelak lompatan Fellaini dari tendangan sudut Griezmann.
Selanjutnya adalah permainan setengah lapangan bertahan dan menunggu waktu counter-attack Perancis. Permainan sepak anti-football dunia inipun menjadi tidak menarik. Â Taktik Perancis membuat Belgi frustrasi dan Perancis pun memenangi laga.
Nggak ada banyak kata diruang ganti pemain Belgi selain sedih dan baper.
Belgia bermain lebih baik tapi kalah dengan taktik bertahan dan serangan balik. Dan memang Belgi selalu kesulitan menghadapi tim dengan 11 menjadi pemain belakang, termasuk Giroud dan Griezmann.
Jik engkau kalah melawan tim yang bermain lebih baik, engkau akan salaman menyatakan kongrestulasion, karena bermain hebat. Tapi aku tidak merasakan demikian hari ini. Kata Curtois, kiper jangkung Belgi.
Lalu apakah Kroasia akan senasib dengan Belgi?
Â
Juil2018