Mohon tunggu...
Elvi Bandanaku
Elvi Bandanaku Mohon Tunggu... Lainnya - freelance

simple, single and happy, chubby, lite traveller, heritage lover, cycling foldingbike\r\nbandanaku.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sunrise Terakhir Tahun 2013 di Puncak Kelimutu

26 Februari 2014   01:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:28 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_313975" align="alignnone" width="640" caption="sunrise kelimutu 1"][/caption]

Subuh itu masih menunjukkan pukul  4 pagi, tapi kami sudah terbangun dari tidur nikmat kami, bersiap untuk mandi dengan air hangat yang nikmat di pagi yang dingin membeku dan kembali packing, kami siap untuk mengejar sunrise di puncak Kelimutu. Kalo menurut guide setempat, persentase keberuntungan pengunjung bisa mendapatkan sunrise di Kelimutu adalah 80 - 20, jadi mari kita bertaruh, semoga kita menjadi bagian yang beruntung di 80% tersebut.

Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.

Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.

Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo"merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter. <http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Kelimutu>

[caption id="attachment_313976" align="aligncenter" width="576" caption="tampak atas kelimutu"]

1393326632540579663
1393326632540579663
[/caption]

Udara dingin desa moni menyergapku ketika keluar dari kamarku yang hangat, dibawah sudah menunggu om doni dan eddi, menunggu jimmy yang belum kunjung muncul, padahal semalam sudah janji untuk siap jam 04.30. Sambil menunggu kehadiran Jimmy, kami melihat langit yang indah bertabur bintang. Sayang kami telat menyadari milky way yang semarak tepat dibelakang kami, tepat sesaat sebelum jimmy dan mobilnya mendarat didepan kami.

Jalanan masih sangat sepi dan gelap, mobil yang dikemudikan jimmy melaju menanjak menuju Kelimutu. Digerbang kami  membeli tiket yang cukup murah untuk lokal Rp. 2500 / orang dan mobil Rp. 5000 / mobil, dan untuk kamera dikenakan Rp. 5000. harga ini beda untuk touris mancanegara yang dikenakan Rp. 50.000/orang. Kami melanjutkan hingga parkiran mobil yang subuh itu baru terparkir beberapa mobil saja.

[caption id="attachment_313977" align="aligncenter" width="360" caption="tiket kelimutu"]

1393326671683752491
1393326671683752491
[/caption]

Turun dari mobil, kami mendapati petunjuk jalan untuk mendaki berbeda dengan turun. Jadi mulailah kami berjalan santai meniti satu demi satu anak tangga nyaman yang telah dibuat oleh pemerintah daerah untuk mendukung pariwisata di Kelimutu. Satu kesalahan kami subuh itu adalah lupa membawa senter, jalan yang gelap tanpa penerangan hanya mengandalkan satu lampu senter saja, sehingga kami harus berjalan bergerombol, karena tidak ada penerangan umum sepanjang track ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun